.................................................................

.................................................................

Rabu, 27 Juli 2016

Ilmu Astronomi, Salah Satu Pendidikan Kompleks yang Pernah Ada.



cr : nasa.gov


            Alam semesta terus berekspansi seiring pekembangan kehidupan manusia yang semakin tertinggal. Namun, kita tidak perlu bungkam karena Astronomi perlahan-lahan mampu menjawab berbagai isu dan pertanyaan yang sehubungan dengan alam semesta. 

            Astronomi begitu kompleks, ah masa’? Kompleks atau tidaknya ini bergantung pada PERSPEKTIFnya. Ini hanya sebatas pengalaman saya saja. karena setiap saat saya belajar astronomi, maka ilmu ini juga akan mengingatkan saya kepada ilmu-ilmu lainnya. Yang saya kira merupakan pilar dan penghubungilmu astronomi. Diantaranya antara lain : Matematika, Fisika, Kimia, Geografi, Kebumian, Biologi, dll.

            Mungkin saya tampak begitu berlebihan. Tapi ah, tidak juga. Sebenarnya selain mengingatkan pada ilmu lain, astronomi senantiasa memberi kepada kita amanat yang lebih hebat daripada amanat di sepucuk kertas maupun media yang bercerita tentang ini-itu. Belajarlah. Jika mungkin sekali kita membenci suatu ilmu karena suatu hal, untuk menyukainya juga susah kalau tidak merubah pola pikir individu. Begitupun sebaliknya.

            Apakah kita harus belajar astronomi? Tergantung konteksnya. Jika karena akan mengikuti ajang olimpiade atau ingin mengambil jurusan Astronomi, maka belajarlah dari dasarnya. Mulai dari matematika dasar, fisika dasar, mekanika benda langit, fisika modern, astrometri, astrodinamika, hingga kosmologi. Namun, kalau hanya sekedar ingin tahu dan memahami, belajarlah sesukamu dari mana saja tentang ulasan Astronomi. Namun, setidaknya kita memahami ilmu astronomi karena kita adalah bagian dari alam semesta. 

            Manusia dibekali dengan akal yang luar biasa. Kita semua (manusia) tinggal di Bumi. Kemudian, jika kita lirik lebih luas lagi maka kita akan melihat Bumi di dalam Tata Surya. Jika kita urutkan detailnya dari Planet tecinta ini akan di dapatkan : Bumi-tata Surya-Galaksi Bimasakti-Local Group-Virgo Cluster*-Laniakea Supercluster-Observable Universe. (Note : *Virgo sudah bukan supercluster, tetapi kini menjadi cluster. Ingat bahwa sains itu dinamis.)

            Ketika kita membicarakan alam semesta, maka secara umum ini merujuk ke observable universe (alam semesta teramati). Karena Astronomi begitu erat dengan ilmu lainnya, maka saya akan memberi beberapa info yang membuat kita merenung.

            Dimana alamat kita yang sudah saya sebutkan tadi. Bisakah kalian membayangkan seberapa besarnya. Apakah berjuta-juta gunung yang berjejeran? Ataukah sebesar lautan samudera yang terhempas di luar angkasa? Jawabannya tentu tidak. Lalu mengapa?

            Baiklah, ini adalah poin bagus yang dapat mengingatkan agar kita senantiasa tidak sombong. Llihatlah langit, dibalik keindahannya menyimpan malapetaka yang dapat menghancurkan kehidupan Bumi. Kapan saja. Tak peduli apakah kita tahu atau tidak ia akan datang.

Tahukah kalian ukuran bintang terbesar (Untuk saat ini) yang pernah ditemukan di alam semesta? UY Scuti, sebuah bintang maha raksasa yang jika dibandingkan dengan ukuran matahari (Dalam hal Volume), Matahari kita yang sangat panas saja tidak akan terlihat. Matahari bagaikan atom kecil yang dengan mudahnya dapat dilahap oleh UY Scuti. Lalu masihkah kita perlu menyombongkan rumah kita di Bumi ini? Hah, bahkan kalau ada seseorang yang meninggalkan dunia ini, alam semesta tidak peduli dengan kita. makanya jangan angkuh karena kita adalah bagian yang berguna dalam skala yang sangat sangat sangat kecil di alam semesta.

Tuhan mengatur alam semesta begitu rapi. Karena ini juga kita harus selalu berusaha untuk ikhlas, bersyukur, dan ingat kepada-Nya. Kita adalah bagian dari alam semesta. Maka dari itu, meskipun kita sangat kecil jangan berkecil hati karena kita bagian alam semesta yang sangat menawan. Ilmuwan memperkirakan adanya dark matter yang mengisi sekitar 25% alam semesta, dark energy 75%, dan 5% adalah alam semesta teramati. 

Perlu kita tahu bahwa dark matter dan dark energy masih belum dipastikan keberadaannya. Hal ini wajar. Dalam kosmologi pun, pengamatan bukan menjadi masalah besar karena data atau hasil pengamatan dapat berubah. 

Dalam Astronomi terdapat pelajaran supaya kita menegmbangkan sikap skeptis. Dimana sikap skeptis ini penting agar kita menjadi peneliti yang baik, tidak mudah percaya dengan hoax, dll karena sains merupakan ilmu yang dinamis.

            Semoga tidak ada miskonsepsi tentang artikel ini. Silahkan berkomentar dengan santun jika memang menimbulkan keraguan. Terima kasih.

Tidak ada komentar:

Soshi One

Soshi One