.................................................................

.................................................................

Jumat, 08 Mei 2015

Fan Fiction Not Alone (Luhan+Yoona SNSD)



Not Alone
Title : Not Alone
Author : Jung Rae Ah
Main Cast : Yoona SNSD, Xi Luhan
Genre : romance, family, sad, etc
Back song : Davichi-it’s Okay That’s Love OST. It’s okay That’s Love, SNSD-Not Alone, SNSD-Boomerang, Ailee-Ice Flower, Beast-Beautiful.
Disclaimer : cast FF ini milik Tuhan dan ortu masing2, please sertakan llink or author if you copas.

............Happy Reading...........
CHAPTER 1                                                              
>>> ^Yoona POV ~
Disaat aku bangkit dari kesengsaraan, disitulah aku mengubur dalam-dalam keinginanku. Tenggelam karam dilaut keegoisan.
Hanya menunggu keajaiban tak akan membuatku semakin baik. kau mengubahku sama seperti kau mengubah perasaanmu, haruskah ku melambaikan tanganku dengan mata buramku?
Terima Kasih, kau memberiku jawaban, untuk ku tahu bahwa aku tak sendiri.

>>> ^Xi Luhan POV~
Disuatu waktu ku menemukanmu, sama seperti ku menemukan kebahagiaan dalam hidupku. Kaulah bunga mekar untukku, hanya dirimu yang terselubung dihatiku.
Apa yang harus kusebut? Perasaan ini, terpendam terlalu lama.
Tataplah kedalam mataku agar kau tahu begitu besar rasa ini. Kan ku cari sisa-sisa kenangan kita, sampai ku menemukan kebahagian yang lainnya.
Meski perasan in tak memiliki jawaban, namun ku tau aku tak sendirian.
...................................................................................................................................................
Mentari sembunyi dibalik kristal-kristal salju. Angin dingin meniup-niup beku dedaunan. Ditengah badai, terdengar suara seseorang mengetuk pintu rumah Yoona.
‘tok-tok-tok’ “Yoona!” seseorang memanggilnya dari luar.
“Ne! Nugu seyo?” Yoona melangkah membukakan pintu. Dan....
“BOW!” seseorang dengan masker hitam jas panjang kusut itu mengagetkannya.
“aaaacccckkk!!!!” begitulah jeritan yang keluar dari bibir I’m Yoon Ah. Dia kembali masuk menenangkan jantungnya yang berdebar kencang.
“hey Yoona! Naega Luhan imnida!”
“AAA......!!!!!” teriaknya makin kencang.
“Yoona, kau baik-baik saja?”
“Hah? Luhan! Jinjja?”
Yoona mengambil nafas panjang lalu mengintip dari gorden jendela. Ia melihat spakle eyes itu. Dengan cepat ia membuka pintu untuk kedua kalinya.
“Luhan!!! Apa-apaan kau ini? Nan jeongmal hwaga nan juekgaesseo!” Yoona.
Luhan hanya tertawa dengan pukulan dari tangan-tangan kecil Yoona.
“ah! Hentikan!  Aku hanya kesini untuk menyelesaikan makalah kuliah kita. Apa kau lupa? Besok presentasikan?” Luhan menjeda.
“oh! Kau benar. Arasseo! Masuklah. (Yoona menutup pintu) Kenapa aku selupa ini? asshhh.” Yoona dan Luhan menitih sepetak jalan menuju ruang belajar Yoona yang ada di antara kamar dan Ruang Tengah.
“eh... sepertinya ada yang kurang. Dimana Yuri? Kau tak mengajaknya? Waeyo? Bukankah dia yang akan mempresentasikan semuanya? Kau ini bagaimana?” Yoona bingung.
“hey! Tidak ada Yuri sekarang belum tentu besok kita tidak bisa. Yuri kan pandai, jadi dalam semenit mungkin dia bisa melahap makalah sebanyak ini. Mmm... tidak hanya dia sih, kita juga termasuk cerdas. O,ya Lagian kan sekarang badai, tidak sopan jika kau ke rumah seorang wanita lalu mengajaknya pergi.” Ucap Luhan sok Jaim.
Yoona menatapnya penuh keyakinan, “ya sudah, kalo begitu cepat kerjakan.  Aku muak melihat lembaran makalah ini menggunung disini. Rasanya seperti akan pingsan.”
            Begitu mereka mengerjakan, tiba-tiba ayah Yoona melintas dan tak sengaja melihat mereka berdua. Ayahnya masuk meledakkan amarah.
“YOONA!!!” ayahnya menyeret Yoona keluar.
            “appachhi-ah... Mianhae!” rengek Yoona memohon-mohon.
            “ahjusii! Mianhae... hentikan!” bentak Luhan, tapi sang ayah tak mempedulikannya.
            “cakhaman!” tambahnya lagi. Tapi Ayah Yoona membanting pintu dengan maksud Luhan tak mengikutinya.
            “appa! Mwoeyo? Waeyo? Appachi-ah!” Yoona berlutut dihadapan ayahnya, “kami hanya menyelesaikan makalah. Tidak lebih dari itu.”
            Melihat anaknya berlutut dihadapannya sambil merangkai air mata, sebagai seorang ayah ia tak rela.
“berdirilah! Jangan dekati anak itu! Jangan sampai lebih dekat dan dekat!” bisik ayahnya.
Yoona tak menyangka ayahnya akan berkata hal seperti itu. Hatinya hancur, “dia bahkan menyukaiku. Aku juga menyukainya appa! Aku tau, kami tidak pacaran. Aku memendamnya. Apa kau ingin membunuhku dengan mengatakan kepadaku seperti itu?” batinnya.
“aku tau ayah selalu menyuruhku agar aku berhati-hatikan!” Yoona mencoba tersenyum.
“baiklah cepat selesaikan dan ingat pesan appa! Jika kau melanggar, maka... ” ayahnya langsung pergi ke kamar begitu saja. Kemudian Yoona kembali.
“gwenchanayo?” tanya Luhan khawatir, “apakah ayahmu sering seperti itu?”
“mmm... andwe! Ayahku sangat baik dan hebat. Dia membesarkanku seorang diri tanpa seorang ibu, ya kau tau ibuku meninggal dan aku merasa belum pernah berjumpa dengannya. Hanya masalah kecil kok, kau tak perlu mengerti detailnya!” Yoona tesenyum lebar.
“oh! Bagus kalau begitu,”
Mereka mengerjakan makalah dengan serius, hingga tak terasa waktu bergulir malam dan badai telah reda.
“aku pulang! Gomawo!” Luhan masih berbinar ditengah hitamnya malam.
“oh tidak! Jangan begitu, itu akan membuatku semakin menyukaimu.” Pinta Yoona dalam hati, melihat Luhan dengan senyum cerahnya.
“ne, hati-hati...! bye-bye!”
“annyeonghi jumuseyo!” teriaknya melangkah pergi.
Sesampai dirumah, Luhan masih berbunga-bunga. Di kamar....
 “untung saja tingkahku tidak sekonyol kemarin.” Ia mengamati fotonya dengan Yoona saat kelulusan SMA 3 tahun yang lalu. “kau tau, aku menyukaimu saat pertama kali kita berjumpa di SMA. Tapi hingga sekarang, mungkin sudah 6 tahun aku menginginkanmu, tapi kau seperti tak tau. Apa kau bisa menyukaiku?”
Kemudian ia mematikan lampu dan terlelap bersama malam.
...................................................................................................................................................
BE CONTINUE.....

Tidak ada komentar:

Soshi One

Soshi One