Not
Alone
Title
: Not Alone
Author
: Jung Rae Ah
Main
Cast : Yoona SNSD, Xi Luhan
Genre
: romance, family, sad, etc
Back
song : Davichi-it’s Okay That’s Love OST. It’s okay That’s Love, SNSD-Not
Alone, SNSD-Boomerang, Ailee-Ice Flower, Beast-Beautiful.
Disclaimer
: cast FF ini milik Tuhan dan ortu masing2, please sertakan llink or author if
you copas.
............Happy
Reading...........
CHAPTER
1
>>>
^Yoona POV ~
Disaat
aku bangkit dari kesengsaraan, disitulah aku mengubur dalam-dalam keinginanku. Tenggelam
karam dilaut keegoisan.
Hanya
menunggu keajaiban tak akan membuatku semakin baik. kau mengubahku sama seperti
kau mengubah perasaanmu, haruskah ku melambaikan tanganku dengan mata buramku?
Terima
Kasih, kau memberiku jawaban, untuk ku tahu bahwa aku tak sendiri.
>>>
^Xi Luhan POV~
Disuatu
waktu ku menemukanmu, sama seperti ku menemukan kebahagiaan dalam hidupku.
Kaulah bunga mekar untukku, hanya dirimu yang terselubung dihatiku.
Apa
yang harus kusebut? Perasaan ini, terpendam terlalu lama.
Tataplah
kedalam mataku agar kau tahu begitu besar rasa ini. Kan ku cari sisa-sisa
kenangan kita, sampai ku menemukan kebahagian yang lainnya.
Meski
perasan in tak memiliki jawaban, namun ku tau aku tak sendirian.
...................................................................................................................................................
Mentari sembunyi dibalik
kristal-kristal salju. Angin dingin meniup-niup beku dedaunan. Ditengah badai,
terdengar suara seseorang mengetuk pintu rumah Yoona.
‘tok-tok-tok’ “Yoona!”
seseorang memanggilnya dari luar.
“Ne! Nugu seyo?” Yoona
melangkah membukakan pintu. Dan....
“BOW!” seseorang dengan
masker hitam jas panjang kusut itu mengagetkannya.
“aaaacccckkk!!!!” begitulah
jeritan yang keluar dari bibir I’m Yoon Ah. Dia kembali masuk menenangkan
jantungnya yang berdebar kencang.
“hey Yoona! Naega Luhan
imnida!”
“AAA......!!!!!” teriaknya
makin kencang.
“Yoona, kau baik-baik
saja?”
“Hah? Luhan! Jinjja?”
Yoona mengambil nafas
panjang lalu mengintip dari gorden jendela. Ia melihat spakle eyes itu. Dengan
cepat ia membuka pintu untuk kedua kalinya.
“Luhan!!! Apa-apaan kau
ini? Nan jeongmal hwaga nan juekgaesseo!” Yoona.
Luhan hanya tertawa dengan
pukulan dari tangan-tangan kecil Yoona.
“ah! Hentikan! Aku hanya kesini untuk menyelesaikan makalah
kuliah kita. Apa kau lupa? Besok presentasikan?” Luhan menjeda.
“oh! Kau benar. Arasseo!
Masuklah. (Yoona menutup pintu) Kenapa aku selupa ini? asshhh.” Yoona dan Luhan
menitih sepetak jalan menuju ruang belajar Yoona yang ada di antara kamar dan
Ruang Tengah.
“eh... sepertinya ada yang
kurang. Dimana Yuri? Kau tak mengajaknya? Waeyo? Bukankah dia yang akan
mempresentasikan semuanya? Kau ini bagaimana?” Yoona bingung.
“hey! Tidak ada Yuri
sekarang belum tentu besok kita tidak bisa. Yuri kan pandai, jadi dalam semenit
mungkin dia bisa melahap makalah sebanyak ini. Mmm... tidak hanya dia sih, kita
juga termasuk cerdas. O,ya Lagian kan sekarang badai, tidak sopan jika kau ke
rumah seorang wanita lalu mengajaknya pergi.” Ucap Luhan sok Jaim.
Yoona menatapnya penuh
keyakinan, “ya sudah, kalo begitu cepat kerjakan. Aku muak melihat lembaran makalah ini menggunung
disini. Rasanya seperti akan pingsan.”
Begitu
mereka mengerjakan, tiba-tiba ayah Yoona melintas dan tak sengaja melihat
mereka berdua. Ayahnya masuk meledakkan amarah.
“YOONA!!!” ayahnya menyeret
Yoona keluar.
“appachhi-ah...
Mianhae!” rengek Yoona memohon-mohon.
“ahjusii!
Mianhae... hentikan!” bentak Luhan, tapi sang ayah tak mempedulikannya.
“cakhaman!”
tambahnya lagi. Tapi Ayah Yoona membanting pintu dengan maksud Luhan tak
mengikutinya.
“appa!
Mwoeyo? Waeyo? Appachi-ah!” Yoona berlutut dihadapan ayahnya, “kami hanya
menyelesaikan makalah. Tidak lebih dari itu.”
Melihat
anaknya berlutut dihadapannya sambil merangkai air mata, sebagai seorang ayah
ia tak rela.
“berdirilah! Jangan dekati
anak itu! Jangan sampai lebih dekat dan dekat!” bisik ayahnya.
Yoona tak menyangka ayahnya
akan berkata hal seperti itu. Hatinya hancur, “dia bahkan menyukaiku. Aku juga
menyukainya appa! Aku tau, kami tidak pacaran. Aku memendamnya. Apa kau ingin
membunuhku dengan mengatakan kepadaku seperti itu?” batinnya.
“aku tau ayah selalu
menyuruhku agar aku berhati-hatikan!” Yoona mencoba tersenyum.
“baiklah cepat selesaikan
dan ingat pesan appa! Jika kau melanggar, maka... ” ayahnya langsung pergi ke
kamar begitu saja. Kemudian Yoona kembali.
“gwenchanayo?” tanya Luhan khawatir,
“apakah ayahmu sering seperti itu?”
“mmm... andwe! Ayahku
sangat baik dan hebat. Dia membesarkanku seorang diri tanpa seorang ibu, ya kau
tau ibuku meninggal dan aku merasa belum pernah berjumpa dengannya. Hanya
masalah kecil kok, kau tak perlu mengerti detailnya!” Yoona tesenyum lebar.
“oh! Bagus kalau begitu,”
Mereka mengerjakan makalah
dengan serius, hingga tak terasa waktu bergulir malam dan badai telah reda.
“aku pulang! Gomawo!” Luhan
masih berbinar ditengah hitamnya malam.
“oh tidak! Jangan begitu,
itu akan membuatku semakin menyukaimu.” Pinta Yoona dalam hati, melihat Luhan
dengan senyum cerahnya.
“ne, hati-hati...!
bye-bye!”
“annyeonghi jumuseyo!”
teriaknya melangkah pergi.
Sesampai dirumah, Luhan
masih berbunga-bunga. Di kamar....
“untung saja tingkahku tidak sekonyol
kemarin.” Ia mengamati fotonya dengan Yoona saat kelulusan SMA 3 tahun yang
lalu. “kau tau, aku menyukaimu saat pertama kali kita berjumpa di SMA. Tapi
hingga sekarang, mungkin sudah 6 tahun aku menginginkanmu, tapi kau seperti tak
tau. Apa kau bisa menyukaiku?”
Kemudian ia mematikan lampu
dan terlelap bersama malam.
...................................................................................................................................................
BE CONTINUE.....
Tidak ada komentar:
Posting Komentar