.................................................................

.................................................................

Kamis, 22 Oktober 2015

Fan Fiction Blood Factory part 2



Blood Factory

Author    : Jung Rae Ah (Ayu P.)
Cast         : SNSD’s Seohyun, Xi Luhan, EXO’s Oh Se hoon,  Super Junior’s Choi Kyuhyun, BTS’s Jungkook, F(x)’s Krystal Jung, Infinite’s Myungsoo (L), Miss A’s Suzy
Genre      : fantasy, humor, action, Friendship, etc
Rating       : Teen
Back song        : infinite-BTD, Luhan-Our Tomorrow, SNSD-Bad Girl, Winner-Confession, Suzy-You’re My Star
Disclaimer        :
- Cast belong to God ang their parents
- This FF is Mine
_sorry for typo_
Story #PART 2
Happy Reading J
...
“Apa yang terjadi? Aku masih hidup? Yeah...” Seru Luhan dengan wajah bahagia. Pukulan itu mendarat mulus di muka  datar zombie yang hendak memakan Luhan itu. Seohyun membulatkan matanya sempurna. Mulutnya terbuka menganga, ditambah dengan situasi yang semakin mencekam. Ketiganya mamatung sekejab manatap zombie yang menggeliat-liat dilantai.
          Suara gemuruh, teriakan yang melengking hebat masih menebar dimana-mana. Tiba-tiba ada yang menarik tangan SeoHyun dari belakang kelas.
“Jebaaallllll........” teriak gadis polos itu sekencang-kencangnya. Zombi itu mendekatkan mulutnya ke leher SeoHyun.
“SeoHyun-ahh.....” Sontak LuHan berlari ke arah SeoHyun yang sudah menutup kedua matanya ketakutan. Sedangkan SeHun pergi entah kemana arahnya.
Aughhhh...
Glegek glegek...
Si zombi meminum cucuran darah segar lewat saluran yang baru dibuatnya.
“Aku masih hidup.” Celutuk SeoHyun yang baru saja membuka kedua matanya.
Tanpa ia sadari, ia sudah ada dalam pelukan hangat Xi LuHan.
“Eh! Darah dari mana ini?” SeoHyun mulai berdebar-debar. Ia tidak bisa berfikir akan kelogikaan menatap tubuhnya yang terlingkup rapi dalam tubuh seseorang yang kaku melipatnya.
“Luhan-ah!???” Lirih SeoHyun dengan kilauan air mata di sudut matanya. Ia masih belum bisa berbuat apa-apa lagi. Getaran yang semakin meluka, membuat atmosfir disekitarnya menjadi dingin. Empat detik kemudian, mayat LuHan terjatuh beku disamping tempatnya berdiri.
“Opppaaaa!!!!” SeoHyun menangis hebat. Momen ini seperti sebuah perpisahan yang mengisyaratkan. SeoHyun tercekat terlalu dalam. Sangat dalam. Sesak yang dirasakannya hendak mengeringkan air di kantung matanya. Dengan cepat, ia menarik tangan LuHan dari genggaman makhluk kanibal itu sebelum air matanya habis. Namun, tangan yang diraihnya putus begitu saja.
“Ahsshh! Jinjja? Eottokkhae?” SeoHyun putusan tangan itu ke tempat yang tidak direncanakannya. Lemparan SeoHyun pun mendarat sempurna di jedat zombi yang telah memakan separuh otak LuHan.
Zombi itu menatap tajam SeoHyun dan menghampirinya dengan langkah patah-patah. SeoHyun ikut mundur dalam langkahnya. 1 langkah..... 2 langkah.... Setelah hitungan kedua, sepertinya ia sudah tidak bisa mundur lagi.
“Aniya... kenapa harus ada dinding?” SeoHyun mengusap air matanya kasar. Keringatnya mulai membasahi sekujur tubuhnya. Zombi itu masih menatap tajam ke dalam bola mata SeoHyun yang terus membulat sempurna. SeoHyun menangis pasrah.
“Hiks.. hikss... kenapa kau makan orang yang sangat penting bagiku? Hah! Dasar zombi bodoh. Kenapa lebih baik kau tak makan aku sekalian? Orang itu... orang itu lebih berharga dari apapun. Mengapa? Mengapa dengan mudah kau membunuhnya begitu saja? Hah!? Dasar kau bangsa zombi memang tak punya perasaan.”
Zombi itu terhenti sejenak ketika melihat untaian air mata yang terlinang indah dari ujung mata gadis polos itu. Seolah-olah air mata itu mengingatkannya akan sesuatu hal. Tetapi, ia tidak tahu, ia pun kembali memepeti SeoHyun yang sudah mepet tembok itu. Mungkin saja ia bisa menemukan jawaban dari rasa pensarannya. Kali ini tubuhnya tidak bisa bergerak sedikit pun. Dari ujung kepala sampai kaki serasa terkunci. Apa yang bisa dilakukan gadis polos itu?
Si zombi teringat bahwa ia sedang dalam pikiran seseorang yang sangat menyayangi gadis ini. Proses biologis yang terjadi malah akhirnya merajai perasaan dan hidupnya sekarang. Zombi itu menarik lengan SeHyun dan membawanya pergi ke luar area sekolahan yang sudah hancur belur. SeoHyun menerimanya bersempit hati. Namun, semua meluluhlantahkan otaknya begitu saja.
Diperjalanan, SeoHyun semakin teriris tajam hatinya begitu mengetahui jika kotanya sudah menjadi sarang zombi sekarang. Semua orang berelovusi. Ia pikir ini awal kiamat yang tak diundang.
kemana aku harus pergi? Dan kemana zombi ini membawaku pergi? Ah! Aku sangat takut...’ desaknya dalam hati.
SeoHyun memang gadis yang kikuk namun cerdas dalam berfikir rasionalitas. Dan sekarang, sampailah dia di markas zombi yang bisa dibilang sebenarnya menyelamatkan nyawanya dari kawanan zombi yang menginginkan darah segarnya. SeoHyun memasukinya dengan wajah suram. Markas itu mirip seperti sebuah bus bekas. Di dalam situ hanya ada zombi dan deretan botol kaca yang berisi darah segar serta organ-organ tubuh manusia. Bahkan tampak organ-organ yang seharusnya tak dikatakan bisa terpampang nyata disana. SeoHyun memeluk kedua lututnya sambil memojok ketakutan.
“ergg ergggh... Janggann takhhuutt. Aktkuu Kyu---HHHyyyuunn” Zombi itu mengulurkan tangannya dengan senyum yang tak wajar.
“Apa-apaan ini?” otak SeoHyun terselimuti rasa panik. Nyawanya seolah hilang saat melihat senyum makhluk yang baru saja berbuat keji.
“Akktkkuu ti—ddakkhh eemmmaa-kkahhnnhh SeoHyun,” Zombi itu mencoba menenangkan SeoHyun seperti orang yang akan menjadi peneman hidupnya.
“Apa kau benar-benar tidak akan memakanku, KyuHyun? Itu kan namamu?” SeoHyun menundukkan wajahnya. Matanya sudah tidak sudi melihat wajah zombi yang bernama KyuHyun itu lagi.
“Sarangghaaee.... SeoHyun-ah!” KyuHyun melontarkan perasaannya ke SeoHyun.
“Apa kau bilang?” SeoHyun semakin ketakutan. Bulu kuduknya berdiri tegak. Bagaimana bisa makhluk buruk macam zombi yang mengaku namanya KyuHyun itu bisa mencintai manusia? Sangat aneh bukan.
“Ani...yaa... beristirahatlah,” KyuHyun lalu pergi meninggalkan SeoHyun. Mata SeoHyun menyorot ke penjuru ruangan. Berharap jika KyuHyun telah pergi agar ia bisa kabur dari pernjara ini.
“Aku tidak tahu... mengapa harus terjadi padaku?” Tanyanya riuh sambil mengobrak-abrik dalam bus yang dasarnya sudah berantakan.
“LuHannnn oppa... hikss... oppaa... opppaaa eodiseo?” SeoHyun menitih perihnya air mata. Ia terus mencari jalan keluar dari tempat terkutuk ini. 
“Neomu-neomu bogosipeoyooo... LuHann oppa!” SeoHyun menangis keras-keras. Ia menggaruk kepalanya yang tak gatal.
“Oppa! Apa kau tidak melihat sahabat yang sudah kau anggap adik ini, sedang ketakutan? Oppa, ddeonajima....”
Dari luar, KyuHyun terus melihat tingkah SeoHyun dari sudut luar bus. Hatinya tersayat ketika paham jika gadis yang dicintainya sangat benci dengannya. KyuHyun pun masuk ke dalam bus dan didapatinya SeoHyun yang sedang mencoba memecahkan kaca jendela bus. Sontak, SeoHyun menjatuhkan pemukulnya. Dan tiba-tiba, KyuHyun menangis di depannya.
Seolah berbicara dari hati ke hati, SeoHyun tahu jika KyuHyun sangat sedih karenanya. Dengan gerakan yang tulus, KyuHyun menggandeng gadis itu pergi menaiki sebuah mobil yang terpakir di dekat markasnya. SeoHyun membatu, ia tidak mengerti mengapa KyuHyun ingin membawanya pergi.
“Kau! Mengapa terus membawaku kesana kemari?” Tanya SeoHyun sambil mencari pandangan bahagia yang masih bersembunyi dari wajah KyuHyun.
“...” KyuHyun membisu seketika.
“Yak! Harusnya kau menjawabku.! Jangan membisu seperti itu. Mengapa pula kau menangis tadi? Kau tahu betapa...” belum selesai berbicara, KyuHyun memotong benang pembicaraan SeoHyun.
“Jikkkhhaa kau tatkkukut kaa-errre-naku, bukankaaah itttuuu lebhhihj meenyjjedihtkkkaan daaarrt-ipadhaa hiduhpku.?” KyuHyun mengembangkan senyum yang amat manis.
SeoHyun menyergap.
“Eh!”
Ya, gadis itu hanya kikuk. Tetapi, hatinya terasa tercekat lebih sempit kali ini. Bahkan baru kali initadi SeoHyun melihat seorang lelaki menangis di depannya yang terjadi beberapa menit tadi. Sungguh dramatis.
Selama perjalanan, SeoHyun tertidur pulas untuk menghindari mabuk mobil. Bukan karena jarang naik mobil, tetapi mobil yang ditumpanginya berjuta kali lebih ekstrim, penuh ceceran darah berselimut bau amis.
3 jam kemudian.
“Ireeoo...nnhha... SeoHyun-ah!” KyuHyun membangunkan gadis polos itu.
“Ne,....” SeoHyun pun ikut melesat dengan KyuHyun.
“Woww!!! Sunset!”
...Be Continue...
Mian kalo kurang seru... mmm... ini mah Author udah berusaha keras nglanjutin nih FF dibalik kesibukkan sekolahnya Author. We study together, kan? Makanya pliss drop your comment....J :D :D J

Tidak ada komentar:

Soshi One

Soshi One