Fan Fiction
Title : Who Are You?
Author : Jung Rae Ah (Ayu P.)
Main Cast : OC
“Jung Rae Ah”
Other Cast : B.A.P
Length : One Shoot
Rating : Teen
Genre : School life, hurt, friendship, mystery,
etc.
Back Song :
*GD-Who You*
*Exid-1M*
Disclaimer :
*This FF is Mine
*Cast belong to
God and their parents
*Ayupuspitaningrum129.blogspot.com
A/N
: Awas Typo Campur Aduk, Maaf Kalau Kurang Seru. ^_^
2015©Jung Rae Ah(Ayu P.)
...
...
---Happy
Reading---
Hope
You Enjoy It
...
...
“Love
isn’t need your identity”
Sinar mentari berlari cepat
menerobos partikel-partikel udara. Iya, sore yang panas.
Aku masih stay berselancar dalam arus
internet yang ku akses lewat laptopku. Itulah kebiasaanku, wifi-an di sekolah
saat semua orang telah pulang. Lebih tepatnya lagi aku tengah terduduk manis di
depan kelas yang sudah dikunci oleh satpam. Sendirian disini, dan tak perlu aku
takut. Karena aku Jung Rae Ah (Rhea).
Hari ini aku dibuat penasaran oleh
sosok yang disebut-sebut illuminati.
Kesempatan emas kali ini, arus internetnya lumayan cepat. Aku menelusuri segala
kasus tentang illuminati. Mulai dari
maksud, bentuk, simbol, sampai orang-orang yang diduga sebagai lucifer dan para zionis.
“Rhea-ya!” Seorang namja (lelaki) memanggilku dengan tegas.
“Ne
(iya)... eh! Youngguk, Zelo,
kalian kagak pulang ya.?” Tanyaku heran. Biasanya kedua sahabat itu selalu
pulang duluan.
“Aniya
(Tidak)... Kita mau voli,” Jawab Zelo yang sudah duduk sekitar 2 meter dariku di
tempat duduk depan kelas. Bisa dikatakan kalau tempat duduk itu memang
standart, simple, dan pokoknya bisa buat duduk banyak orang. Tapi aku hanya
duduk di bawah untuk meletakkan laptopku tepat dihadapanku.
“Nyari apaan sih? Kok kamu gak
pulang?” Youngguk mulai angkat bicara.
“Nyari ini nih.. illuminati, kan tadi aku baca buku tentang beginian gitu. Dan aku
jadi penasaran deh. Mmm... pulang kok Young, tapi ntar kalo nae eonni (Panggilan seorang perempuan
kepada perempuan yang lebih tua “kakak perempuan oleh adik perempuan”) selesai
bimbingan.” Celotehku apa adanya.
“Oh!”
Tak lama kemudian, dua orang lelaki
datang menghampiri kami. Mereka adalah temannya Zelo yang ternyata akan masuk
ekstrakurikuler voli juga.
“Yak!
Jel, kamu udah disini ya...” seorang dari mereka berbincang dengan Zelo dan
Youngguk.
“Iya lah...” jawab Zelo santai
“Eh!
Apaan ini? Kok ada banyak ya orang-orang yang beginian. Well, aku jadi bingung
nih.” Aku mulai heboh membaca sebuah artikel yang menyinggung perasaanku..
“Apaan?” salah satu lelaki yang
berbeda menanyaiku. Aku menggeleng tak mengerti dengan apa yang sedang ku baca.
Lalu seorang lelaki yang kurang ku perhatikan itu duduk di sebelahku. Aku
sempat melirik ke arahnya, cute kok wajahnya. Tapi setelah itu aku kembali
menatam dalam-dalam laptopku.
“Wow!
E.. eee..” seru namja yang duduk disebelahku.
Tanpa peduli, aku mengidentifikasi
atas kasus-kasus itu sedetail mungkin dengan bantuan Youngguk yang cukup paham
dengan hal-hal seperti itu. Sudah hampir 30 menit aku melakukan hal-hal yang
tak penting bagiku. Tapi menurut mereka, ya wajar-wajar saja. Tak lama setelah
aku membaca sebuah komentar di suatu situs web,
aku heboh kembali.
“Kenapa sihh...? wae.. wae wa,,e???
Aigooo, terlalu terobesi banget penulisnya buat bikin fakta-fakta yang.. mmm...
susah deh dijelasin, lah jangan-jangan SNSD juga ikut-ikutan nih,?” Moodku
berubah menjadi panik. Belum lagi dikompori oleh seorang namja yang duduk
didekat Zelo itu, “pasti SNSD lebih parahh. Hahaha...” Gelak tawa yang sangat
menggelikan. Aku melengos dari tatapannya dan tak mempedulikan ucapan
menyakitkan itu. Rupanya mereka berpengetahuan tentang idolku.
“Eh enggak kok, bercanda,”
“eh.. liat nih.. ah Maldo andwe (Tidak mungkin) mana bisa
nih artikel membesar-besarkan sesuatu yang sebenarnya bisa ditoleransi. Coba
aja kalo itu emang style, ah!” aku ber-puh
dengan maksud ‘aku kesal’ apalagi saat aku memutar video SNSD.
“Eh videonya kaga ada yang lebih
pendek lagi bajunya?” Tanya seorang namja yang ada didekatku.
“Itu karena kekurangan kain,” ucapan
Youngguk ini sungguh membuatku ingin meledak.
“Kan aku udah bilang, pliss jangan
dihasrat. Eh kamu malah gitu, gak boleh ya...” Aku menyikapinya dengan
innocent.
...
Denting
jam terus bergulir disampingku. Tanpa kusadari, seorang namja yang duduk di sebelahku
terus menatapiku dengan pandangan yang berbeda. Hal itu baru kusadari saat
aku meliriknya untuk kedua kalinya.
‘Ah!
Dia bikin aku jadi... eh!’ pikirku dalam hati. Aku menggeleng ketakutan. Atau
mungkin aku sedikit ke-GR an.
Untuk
yang ketiga kalinya, aku sorotkan bola mataku ke arahnya yang sedang membaca
lekat sebuah artikel yang terpampang jelas di monitor. Begitu aku menoleh,
wajahnya terlihat bersinar di mataku. Aku membulatkan kedua mataku dengan
sempurna. Yang membuatku merasa sedikit aneh, jarak antara mukaku dengannya
selisih sekitar lima centi meter saja. Ini adalah rekor. Baru kali ini aku
berjarak sedekat ini dengan seorang namja yang mengguncang hebat gelora di
hatiku.
‘sepertinya
aku pernah merasakan hal seperti ini. Dan bukankah ini adalah rasa itu, tapi
mengapa kepada orang yang baru ku kenal setengah jam yang lalu?’ aku mendesah
hebat. Dengan segera aku beralih menatap laptopku lagi sambil kuresapi apa yang
sedang kurasakan.
Baru
beberapa detik, akhirnya ia pergi untuk berganti seragam dengan namja yang
belum ku ketahui namanya. Ah! Aku tiba-tiba merasa sedih saat ia pergi dari
sini. Aigoo... apa aku ini cukup
butuh orang yang mengisi hatiku agar aku bisa merasakan kebahagiaan di dalam
kegelisahan? Tapi bukankah itu di awal saja? Di akhir cerita kita malah
bermusuhan dan seolah saling tak mengenal? Lalu mencari penggantinya dalam hati
yang terluka? Semua itu sebenarnya tidak bagiku. Hanya saja menjadi momok yang
kutakuti jika aku dekat dengan seorang namja. Baru saja aku tau bahwa namja
yang DULU pernah kusuka ternyata
telah move on tetapi masih
memandangku. Hebat, bukan? Hatiku seolah menjerit tetapi ia tak ingin
mengenalku lagi.
Maka
dari itu, aku tak ingin berlama-lama disini. Aku juga ingin melewatinya tanpa
terluka. Dia tak tahu aku tidak membencinya, aku malah bertahan dengan ingin
melupakannya. Dan semua itu aku temukan saat illuminati yang ku bahas hari ini. Namja itu, membuatku bangkit
kembali. Aku ingin mengucapkan terima kasih, tetapi tak ada hubungannya dengan
pertemuanku dengannya tadi. Sebenarnya siapa kedua namja itu?
...
Hari-hari
setelah hari itu, menjadi saksi bisu pandangannya kepadaku. Setiap kali aku
berpas-pas an dengannya, yang ku inginkan hanya salah tingkah. Sebelumnya aku
tidak sepenuhnya paham dengan perasaanku sendiri. Tidak! Fokus Rhea, kau harus
fokus!
...
Siang
ini, aku dan teman-temanku sekelas sibuk menyiapkan mading untuk lomba
kebersihan kelas.
“Eh! Youngguk,,, si Daehyun mau kesini
nagih hutangmu kemarin.” Eun Ji membelalakkan mata Youngguk yang siut-siut.
“Nee...”
“Eh! Daehyun?” tanyaku sambil menyipitkan
ujung mataku.
“nde, yang kemarin itu tuh... nganuin
kamu soal illumiati.” Jawab Eun Ji
santai.
“Oh!” aku masih loading tentang si – anu
itu.
“Eh
itu kan ada dua namja, Daehyun itu yang mana sih?” aku belum terkoneksi dengan
pembicaraannya Eun Ji.
“Noh...
dia di pintu kelas kita tuh...”
“Oh!
Arasseo-arasseo (oke-oke).” Aku
mengangguk kurang percaya kalau dia lah orangnya. Lalu siapa dengan namja yang
satunya lagi? Yang selalu ada saat ia ada didekatku.
...
Dua
hari kemudian
Aku
benar-benar mabuk karenanya. Tapi tatapannya seolah ingin mengungkapkan sesuatu
padaku walau ia tak ingin berlama-lama memandangku saat aku berpas-pas an
dengannya. Logika, setiap kali kita bertemu seseorang, pasti hanya sekedar
menyapa sebagaimana wajarnya. Dan anehnya, Daehyun tampak gugup saat menatapku.
Apakah itu yang dimaksud...?
Hari
ini puncak merakit mading, setelah kegiatan pramuka pula. Semua ini butuh
pengorbanan, kami juga rela lembur di kelas yang gelap. Hingga suatu ketika
sebuah kejadian horor muncul secara tiba-tiba. Aku pun turut panik dalam hal
itu. Disitu ada seorang namja yang belum ku kenal kemarin, tetapi bukan yang
kusebut pernah mengguncang hatiku, ini yang satunya lagi. Dia mengikuti
langkahku yang santai, tetapi kemudian ia malah merusak suasana, dengan
mengagetkanku.
“A!”
secuil huruf yang terlontar dari bibirku itu sedikit membuatku jengkel.
Tanpa kusadari, aku NYARIS memeluk namja itu. Untung saja
aku baru memeluk tangannya saja.
“Hahaha... kamu penakut banget sih?”
Ejeknya sambil menertawaiku.
“Yak!
Enggak ah. Aku cuma kaget gara-gara kamu,” Rengekku manja.
Sejujurnya, aku memang ketakutan.
Tetapi ku kubur dalam-dalam rasa itu.Sakitnya, entah mengapa aku ingin
Daehyunlah yang ada sekarang, bukan temannya ini. Huft! Hal itu membuatku
merasakan hal aneh dari namja itu. Sungguh, bahasan illuminati memang membuat
hubungan dekatku dengannya. Bagaimana hari setelah ini? Bagaimana pula aku dan
DaeHyun? Ah! Aku benar-benar tercengang karenanya.
2
days later
DaeHyun selalu mampir ke kelasku
setiap saat ia punya waktu longgar. Romantis bukan namja itu? Aku berusaha
menahan semua yang ku rasakan agar tak seorang pun tahu. Jika ada satu yang
tahu, mungkin aku akan menjadi seorang korban yang tak bersalah.
Maka dari itu, aku mesti menjauh
kala ia mendekat. Kini pemikiranku menjadi berubah karena ia sudah memiliki
seorang yeoja chingu. Aku tidak patah hati atau merasa kehilangan. Itu adalah
haknya. Hanya saja, semua ini terkesan sandiwara yang hanya sebenarnya hanyalah
tipuan belaka.
The End
Mian
kalo kurang seru... mianhae... author lagi banyak tugas, jadinya begini lah
jadinya.. apalah-apalah...
Wes,
intinya gomawo. Author bakal berusaha lagi. Fighting, and plis drop your
comment. *I need your comment J
:D*
Tidak ada komentar:
Posting Komentar