Fan Fiction
Title : Cushion In Universe
Author : Jung Rae Ah (Ayu P.)
Main
Cast : OC ‘Rhea’
Length : Chapter
Rating :
Teen
Genre : Action, Adventure, fantasy,
Mystery, etc.
Disclaimer
:
*Cast
belong to God and their parents
*Ayupuspitaningrum129.blogspot.com
A/N : Awas banyak Typo. Maaf kalau kurang seru. ^_^
2015©Jung Rae Ah(Ayu P.)
CHAPTER 1
Got
It?
...
...
---Happy Reading---
Hope You Enjoy It
...
...
Tiada
setitik gas yang lebih menawan dari seberkas sinar bintang. Yang membuat takjub
setiap pasang mata yang memandangnya lekat. Wahai sang mega Semesta, datanglah!
Kini Bumi terjaring dalam pelampiasan penghuninya sendiri, Klan Bumi. Setiap
syair yang kulantunkan, semata-mata untuk mengembalikan jati diriku yang tengah
merindukanmu. Sangat merindukanmu.
“Aku
sudah puyeng dengan semua urusan ini. Pergilah sendiri. Kau mendapat presidium,
bukan? Aku tidak ingin melaksanakan misi memalukan ini.”Tolakku mentah-mentah
kepada presdir YuRi.
“Aku
mohon, Detektif. Kau orang yang hebat, lincah bagai bayangan, cepat bagai
cahaya, dan cerdas. Ayo kita bekerja sama untuk mengetahui lebih dalam tentang
Mars. Aku berjanji, kau akan ku bayar sebanyak yang kau inginkan. Kau mau
berapa? Miliaran dollar? Hah! Aku beri semuanya untukmu,” Bujuk YuRi sambil
menumpahkan isi tas dollarnya di atas meja. Aku menatapnya nanar.
“Mari
kita bicarakan lagi masalah ini. Kemarin salah satu mata-mata dari Bumi telah
pergi kesana dan memeriksa semuanya. Tak ada sedikitpun yang menjauh dri
pandangannya. Tanah karat yang selama ini kita kira sampah, ternyata mereka
jaga keasliaannya dengan melakukan pembangunan bawah tanah. Sungguh indah. Sedangkan bumi, kini ingin memuntahkan segala
isinya. Agar keselamatan klan Bumi terjamin, mari kita rampas Planet Mars secara
diam-diam dari kaki tangan klan Mars.” Bujuknya lagi.
“Kau
ingin perang, kan? YuRi. Presdir YuRi, maaf. Aku tidak akan melakukan skema
jahat ini. Biarkan manusia merasakan akibatnya sendiri. Lagipula pemerintah
tidak memberikan apapun untuk jasa kami. Aku tahu itu, setelah melihat rekanku
yang melarikan diri entah kemana. Para teleporter, ahli telekinetik, dan
lainnya. Aku sangat merasa kehilanagan. Dan aku mohon bakar hidup-hidup
rencanamu itu. Aku mengerti, kita
sahabat sejak kecil. Tapi untuk apa persahabatan demi kegelapan? Yak! Sebelum
aku melangkah keluar, aku peringatkan sekali lagi. Jangan melakukan rencana
itu, YuRi. Kau tak tahu apapun tentang dunia. Kau Presdir perhubungan antar
planet yang terhormat, bukan? Arasseo (oke), sekarang aku ada urusan penting
diluar sana. Selamat siang!” Aku membungkuk sesaat lalu melayangkan kakiku dari
gedung yang penuh dengan orang-orang berpolitik itu.
YuRi
bukanlah orang yang mau menerima suatu kekalahan. Ia akan mejalankan tekadnya,
entah itu baik atau buruk. Dan aku yakin, orang kaku seperti dia tidaklah
berfikir panjang. Setidaknya hanya 1 langkah ke depan. Karena ia merasa selalu
benar.
Sepanjang
jalan menuju kantorku. Aku masih befikir dengan maksud YuRi. Demi alam semesta
yang tak hingga, yang melambaikan kedamaian kepada setiap klan planet di tata
surya. Tak terkecuali klan Bumi. Rencana busuk yang hendak diledakkan kepada
klan Mars itu, pasti akan membuat kekacauan yang berkecamuk di tata surya
tercinta ini.
Saat
aku menaiki anak tangga menuju pintu kantor, seseorang memegang pundakku dari
belakang. Aku terbelalak. Mungkinkah ini salah satu mata-mata dari klan Mars
yang mengetahui pembicaraan tadi. Aku menelan ludah. Perlahan, aku membalikkan
tubuhku.
“Annyeonghaseyo
(Hai), Detektif! Bagaimana kabarmu?” Sapanya dengan mata berbinar-binar.
Rupanya dia adalah BaekHyun, yang biasa kupanggil dengan sebutan Bacon. Dia
rekan lamaku yang sudah lama menghilang. Ya, dia salah satu korban perjanjian
palsu. Ah! Aku sangat merindukannya. Dan kini ia datang kepadaku dengan
memasang senyum cerahnya yang sangat kunantikan. Aku benar-benar masih tidak
menyangka ia telah kembali.
“Bacon!
Jjang! Aku merasa terlupakan disini
karena kau tak pernah memberiku kabar. Bagaimana denganmu?” Seruku sambil
menepuk lengannya. Dia orang yang hebat dengan caranya sendiri.
“Ah, naneun
gwenchanayo(aku gapapa). Sekitar 4 tahun aku bersembunyi di dalam gua yang
sangat gelap. Menakutkan. Yang tak mungkin ada bintang, bulan, atau pohon-pohon
teduh yang menemaniku. Terkadang aku menangis sendiri dalam kegelapan. Tapi
lupakan saja. Dan sekitar seminggu yang lalu aku mencoba kembali ke kehidupanku
yang dulu. Karena aku tahu kau sangat merindukanku. Ya, kan? Katakan saja kalau
kau sangat merindukanku. Haha...” Ejeknya.
“Mwo (apa)?
Asshh.... kalau tidak bagaimana?” aku mengernyit.
“Haha...
kau masih sama. Dari dulu sampai sekarang, hatimu seperti anak kecil. Kyaa...”
Bacon meledekku tanpa merasa bersalah.Aku menggeleng.
“Kau
pikir ini lucu? Ada masalah besar yang hendak meledak diluar sana.” Sambungku
dengan maksud mengalihkan pembicaraan.
“Nde
(iya). Aku sudah tahu. Tadi baru saja ditayangkan di Televisi. Kira-kira
sekitar 5 menit yang lalu. Rencana seorang presdir seksi itu, kan? Misi
perebutan planet Mars.” Bacon menjelaskan dengan detail tanpa aba-aba dariku.
Karena ia tahu persis, aku akan mengintrogasinya atas hal-hal yang membuatku
penasaran.
“Kalau
kau masih tidak percaya dengan sahabatmu yang polos ini, cek saja sendiri.”
Bacon mempertahankan opininya. Lalu ia menyodoriku smartphonenya yang
menampilkan web berita terkini. Oh! Rasanya tiang hatiku roboh dalam sekejab.
tapi tangan kecilku masih bisa mengepalkan telapaknya.
“Kita harus segera
bertindak, Bacon.” Ajakku sambil menyeretnya masuk ke dalam ruang kantorku.
Tepatnya di lantai
3. Aku beradu alibi dengannya, ditambah dengan dua detektif yang selalu
kuhandalkan. Mereka adalah detektif Suga dan detektif Zelo. Aku melemparkan bantal
ke atas meja.
“apa maksud semua
ini?” Bacon menatapku sinis.
“Ini
hanya untuk perumpamaan saja. lihatlah! Kita butuh strategi sebelum bantal ini
menjadi gembos. Dan di alam semesta ini banyak bantak dengan keunikkannya
sendiri-sendiri. Satunya empuk, yang lainnya tidak menyuguhkan rasa nyaman, dan
lainnya. Bumi merupakan salah satu bantal empuk yang memendam tangisnya karena
kita. tapi kita tidak bertanggung jawab atas kesedihannya.” aku melemparkan
opini pertamaku.
“Aku
tidak paham, Detektif. Tapi tidak ada yang bisa kita lakukan. Apalah kita ini?
Dan bandingkan dengan kekuatan yang akan membuat kotoran disana,” Zelo
menanggapi.
“Nde...Detektif
Rhea. Kau Detektif yang pintar. Yakinlah tidak akan terjadi perang antar
planet. Aku tahu itu yang kau khawatirkan.” Suga memihak Zelo. BaekHyun masih
terdiam.
“Jadi,
tidak ada yang mau ikut kerja sama denganku?” Aku melirik ke arah Bacon.
“Bacon!
Masih ingatkah kau saat kau ingin menjadi Roger Bacon kedua, hah? Seorang Ilmuwan
Inggris yang dicap oleh rekannya sendiri sebagai tukang sihir berbahaya dan
dipenjara selama sepuluh tahun demi penemuannya berupa potongan bola kaca atau
kristal yang bisa digunakan untuk menampakkan benda-benda kecil menjadi benda
yang lebih besar. Kau ingat? Apa kau
juga masih mengaguminya?” Aku menggertakkan gigiku.
“Arasseo.
Gwenchanayo. Aku hanya takut jika kalian lupa jika setiap klan memiliki
mata-mata. Mereka pastilah sudah tahu rencana busuk kita. atau mungkin
diantaranya ada di sekitar kita. Who knows? Kekuatan kita sangat payah
dibanding mereka. Terutama klan Matahari, salah satu anggota klan bintang.
Rahasia apa yang membuatnya tinggal dalam bintang yang panas. Belum lagi dengan
klan lain yang lebih kuat dari klan bintang. Mungkin saja alam semesta ini
adalah permainan makhluk asing.Ah! Tapi kalian tidak pernah berfikir jika
dengan semua kenyataan pahit di Bumi ini. Manusia yang sangat primitif dan
rakus. Kalian masih menyangka tidak ada perang. Mmm... Tak satupun dari kallian
yang memikirkan itu,” Mereka merenungkan kata-kataku.
“Ayolah! Kita
lakukan apa yang kita bisa. Takkan ada yang sia-sia. Perjalanan kita diatas
cahaya masih berlanjut. Kita detektif yang tidak hanya pandai dalam mata-mata
maupun berkelahi, tapi kita juga lihai menyelesaikan pertikaian ini semua
dengan cara yang pintar.” Aku menatap wajah masam yang terpasang sempurna di
wajah mereka.
“Kau
benar. Tapi sebenarnya aku takut, Rhea. Semuanya terasa begitu cepat. kita
kehilangan kedua belas rekan elemen kita yang ikut menghilang saat itu. Dan aku
tidak tahu dimana mereka sekarang. Aku selalu memberi pencerahan dengan kedua
tanganku ini. Tapi mereka tak pernah bisa ku deteksi. Hanya pernah sekali,
secara kebetulan atau tidak. Saat aku memantulkan cahaya dari tanganku ke cermin,
aku menemukan sinyal kekuatan terbesar itu, teleportasi. Kai. Dia ada di lembah
dekat gunung Himalaya. Aku juga pernah sekali mengunjunginya. Dia terlihat, ya,
seperti yang kau katakan. Manusia dengan sifat primitif yang tersimpan di dalam
jiwanya. Kurasa sulit untuk menjalankan skemamu, Rhea.” Bacon terhenti. Aku
menghela nafas kesal dan hendak pergi dari ruangan.
“Tapi akan ikut
denganmu,” tiba-tiba perkataan itu membuatku tercengang. Aku menatap ke dalam
mata Bacon.
“Ku pikir aku dan
Suga juga akan membantumu. Setidaknya kita tidak akan kalah terhormat daripada
tidak sama sekali. Dan jika kita mati, kita akan mati bersama di medan area.”
Zelo mendongak ke arahku.
“Ne... Rumah di
belakang kita. Dunia terbentang di hadapan kita.” Suga mulai menawarkan kata-katanya.
Mereka berdiri dari tempatnya.
Bibirku
tertarik ke atas. Hatiku membara-bara ke udara. Bagai burung yang memberiku
kabar gembira yang tak diundang. Wajah-wajah gemilang telah memancarkan
sinarnya di depan jalanku. Aku sangat yakin, kehidupan antar klan yang saling
terdiam akan terungkap beserta kegelapan yang berdiam disana.
To Be Continue and coming soon
Chapter 2 “Shadow
Monster”
Thanks For Reading. J<3.....Like or Krisar J<3 :D
^_^ J
Tidak ada komentar:
Posting Komentar