.................................................................

.................................................................

Minggu, 27 Desember 2015

Fan Fiction (Fantasy, Astronomi) - Cushion In Universe



Fan Fiction

Title                 : Cushion In Universe
Author             : Jung Rae Ah (Ayu P.)
Main Cast        : OC ‘Rhea’
Length             : Chapter
Rating              :  Teen
Genre               : Action, Adventure, fantasy, Mystery, etc.
Disclaimer :
*Cast belong to God and their parents
*Ayupuspitaningrum129.blogspot.com
A/N : Awas banyak Typo. Maaf kalau kurang seru. ^_^
2015©Jung Rae Ah(Ayu P.)
CHAPTER 1
Got It?

...
...
---Happy Reading---
Hope You Enjoy It
...
...
               
Tiada setitik gas yang lebih menawan dari seberkas sinar bintang. Yang membuat takjub setiap pasang mata yang memandangnya lekat. Wahai sang mega Semesta, datanglah! Kini Bumi terjaring dalam pelampiasan penghuninya sendiri, Klan Bumi. Setiap syair yang kulantunkan, semata-mata untuk mengembalikan jati diriku yang tengah merindukanmu. Sangat merindukanmu.
“Aku sudah puyeng dengan semua urusan ini. Pergilah sendiri. Kau mendapat presidium, bukan? Aku tidak ingin melaksanakan misi memalukan ini.”Tolakku mentah-mentah kepada presdir YuRi.
“Aku mohon, Detektif. Kau orang yang hebat, lincah bagai bayangan, cepat bagai cahaya, dan cerdas. Ayo kita bekerja sama untuk mengetahui lebih dalam tentang Mars. Aku berjanji, kau akan ku bayar sebanyak yang kau inginkan. Kau mau berapa? Miliaran dollar? Hah! Aku beri semuanya untukmu,” Bujuk YuRi sambil menumpahkan isi tas dollarnya di atas meja. Aku menatapnya nanar.
“Mari kita bicarakan lagi masalah ini. Kemarin salah satu mata-mata dari Bumi telah pergi kesana dan memeriksa semuanya. Tak ada sedikitpun yang menjauh dri pandangannya. Tanah karat yang selama ini kita kira sampah, ternyata mereka jaga keasliaannya dengan melakukan pembangunan bawah tanah. Sungguh indah.  Sedangkan bumi, kini ingin memuntahkan segala isinya. Agar keselamatan klan Bumi terjamin, mari kita rampas Planet Mars secara diam-diam dari kaki tangan klan Mars.” Bujuknya lagi.
“Kau ingin perang, kan? YuRi. Presdir YuRi, maaf. Aku tidak akan melakukan skema jahat ini. Biarkan manusia merasakan akibatnya sendiri. Lagipula pemerintah tidak memberikan apapun untuk jasa kami. Aku tahu itu, setelah melihat rekanku yang melarikan diri entah kemana. Para teleporter, ahli telekinetik, dan lainnya. Aku sangat merasa kehilanagan. Dan aku mohon bakar hidup-hidup rencanamu itu. Aku mengerti,  kita sahabat sejak kecil. Tapi untuk apa persahabatan demi kegelapan? Yak! Sebelum aku melangkah keluar, aku peringatkan sekali lagi. Jangan melakukan rencana itu, YuRi. Kau tak tahu apapun tentang dunia. Kau Presdir perhubungan antar planet yang terhormat, bukan? Arasseo (oke), sekarang aku ada urusan penting diluar sana. Selamat siang!” Aku membungkuk sesaat lalu melayangkan kakiku dari gedung yang penuh dengan orang-orang berpolitik itu.
YuRi bukanlah orang yang mau menerima suatu kekalahan. Ia akan mejalankan tekadnya, entah itu baik atau buruk. Dan aku yakin, orang kaku seperti dia tidaklah berfikir panjang. Setidaknya hanya 1 langkah ke depan. Karena ia merasa selalu benar.
Sepanjang jalan menuju kantorku. Aku masih befikir dengan maksud YuRi. Demi alam semesta yang tak hingga, yang melambaikan kedamaian kepada setiap klan planet di tata surya. Tak terkecuali klan Bumi. Rencana busuk yang hendak diledakkan kepada klan Mars itu, pasti akan membuat kekacauan yang berkecamuk di tata surya tercinta ini.
Saat aku menaiki anak tangga menuju pintu kantor, seseorang memegang pundakku dari belakang. Aku terbelalak. Mungkinkah ini salah satu mata-mata dari klan Mars yang mengetahui pembicaraan tadi. Aku menelan ludah. Perlahan, aku membalikkan tubuhku.
“Annyeonghaseyo (Hai), Detektif! Bagaimana kabarmu?” Sapanya dengan mata berbinar-binar. Rupanya dia adalah BaekHyun, yang biasa kupanggil dengan sebutan Bacon. Dia rekan lamaku yang sudah lama menghilang. Ya, dia salah satu korban perjanjian palsu. Ah! Aku sangat merindukannya. Dan kini ia datang kepadaku dengan memasang senyum cerahnya yang sangat kunantikan. Aku benar-benar masih tidak menyangka ia telah kembali.
“Bacon! Jjang!  Aku merasa terlupakan disini karena kau tak pernah memberiku kabar. Bagaimana denganmu?” Seruku sambil menepuk lengannya. Dia orang yang hebat dengan caranya sendiri.
“Ah, naneun gwenchanayo(aku gapapa). Sekitar 4 tahun aku bersembunyi di dalam gua yang sangat gelap. Menakutkan. Yang tak mungkin ada bintang, bulan, atau pohon-pohon teduh yang menemaniku. Terkadang aku menangis sendiri dalam kegelapan. Tapi lupakan saja. Dan sekitar seminggu yang lalu aku mencoba kembali ke kehidupanku yang dulu. Karena aku tahu kau sangat merindukanku. Ya, kan? Katakan saja kalau kau sangat merindukanku. Haha...” Ejeknya.
“Mwo (apa)? Asshh.... kalau tidak bagaimana?” aku mengernyit.
“Haha... kau masih sama. Dari dulu sampai sekarang, hatimu seperti anak kecil. Kyaa...” Bacon meledekku tanpa merasa bersalah.Aku menggeleng.
“Kau pikir ini lucu? Ada masalah besar yang hendak meledak diluar sana.” Sambungku dengan maksud mengalihkan pembicaraan.
“Nde (iya). Aku sudah tahu. Tadi baru saja ditayangkan di Televisi. Kira-kira sekitar 5 menit yang lalu. Rencana seorang presdir seksi itu, kan? Misi perebutan planet Mars.” Bacon menjelaskan dengan detail tanpa aba-aba dariku. Karena ia tahu persis, aku akan mengintrogasinya atas hal-hal yang membuatku penasaran.
“Kalau kau masih tidak percaya dengan sahabatmu yang polos ini, cek saja sendiri.” Bacon mempertahankan opininya. Lalu ia menyodoriku smartphonenya yang menampilkan web berita terkini. Oh! Rasanya tiang hatiku roboh dalam sekejab. tapi tangan kecilku masih bisa mengepalkan telapaknya. 
“Kita harus segera bertindak, Bacon.” Ajakku sambil menyeretnya masuk ke dalam ruang kantorku.
Tepatnya di lantai 3. Aku beradu alibi dengannya, ditambah dengan dua detektif yang selalu kuhandalkan. Mereka adalah detektif Suga dan detektif Zelo. Aku melemparkan bantal ke atas meja.
“apa maksud semua ini?” Bacon menatapku sinis.
“Ini hanya untuk perumpamaan saja. lihatlah! Kita butuh strategi sebelum bantal ini menjadi gembos. Dan di alam semesta ini banyak bantak dengan keunikkannya sendiri-sendiri. Satunya empuk, yang lainnya tidak menyuguhkan rasa nyaman, dan lainnya. Bumi merupakan salah satu bantal empuk yang memendam tangisnya karena kita. tapi kita tidak bertanggung jawab atas kesedihannya.” aku melemparkan opini pertamaku.
“Aku tidak paham, Detektif. Tapi tidak ada yang bisa kita lakukan. Apalah kita ini? Dan bandingkan dengan kekuatan yang akan membuat kotoran disana,” Zelo menanggapi.
“Nde...Detektif Rhea. Kau Detektif yang pintar. Yakinlah tidak akan terjadi perang antar planet. Aku tahu itu yang kau khawatirkan.” Suga memihak Zelo. BaekHyun masih terdiam.
“Jadi, tidak ada yang mau ikut kerja sama denganku?” Aku melirik ke arah Bacon.
“Bacon! Masih ingatkah kau saat kau ingin menjadi Roger Bacon kedua, hah? Seorang Ilmuwan Inggris yang dicap oleh rekannya sendiri sebagai tukang sihir berbahaya dan dipenjara selama sepuluh tahun demi penemuannya berupa potongan bola kaca atau kristal yang bisa digunakan untuk menampakkan benda-benda kecil menjadi benda yang lebih besar. Kau ingat? Apa kau  juga masih mengaguminya?” Aku menggertakkan gigiku.
“Arasseo. Gwenchanayo. Aku hanya takut jika kalian lupa jika setiap klan memiliki mata-mata. Mereka pastilah sudah tahu rencana busuk kita. atau mungkin diantaranya ada di sekitar kita. Who knows? Kekuatan kita sangat payah dibanding mereka. Terutama klan Matahari, salah satu anggota klan bintang. Rahasia apa yang membuatnya tinggal dalam bintang yang panas. Belum lagi dengan klan lain yang lebih kuat dari klan bintang. Mungkin saja alam semesta ini adalah permainan makhluk asing.Ah! Tapi kalian tidak pernah berfikir jika dengan semua kenyataan pahit di Bumi ini. Manusia yang sangat primitif dan rakus. Kalian masih menyangka tidak ada perang. Mmm... Tak satupun dari kallian yang memikirkan itu,” Mereka merenungkan kata-kataku.
“Ayolah! Kita lakukan apa yang kita bisa. Takkan ada yang sia-sia. Perjalanan kita diatas cahaya masih berlanjut. Kita detektif yang tidak hanya pandai dalam mata-mata maupun berkelahi, tapi kita juga lihai menyelesaikan pertikaian ini semua dengan cara yang pintar.” Aku menatap wajah masam yang terpasang sempurna di wajah mereka.
“Kau benar. Tapi sebenarnya aku takut, Rhea. Semuanya terasa begitu cepat. kita kehilangan kedua belas rekan elemen kita yang ikut menghilang saat itu. Dan aku tidak tahu dimana mereka sekarang. Aku selalu memberi pencerahan dengan kedua tanganku ini. Tapi mereka tak pernah bisa ku deteksi. Hanya pernah sekali, secara kebetulan atau tidak. Saat aku memantulkan cahaya dari tanganku ke cermin, aku menemukan sinyal kekuatan terbesar itu, teleportasi. Kai. Dia ada di lembah dekat gunung Himalaya. Aku juga pernah sekali mengunjunginya. Dia terlihat, ya, seperti yang kau katakan. Manusia dengan sifat primitif yang tersimpan di dalam jiwanya. Kurasa sulit untuk menjalankan skemamu, Rhea.” Bacon terhenti. Aku menghela nafas kesal dan hendak pergi dari ruangan.
“Tapi akan ikut denganmu,” tiba-tiba perkataan itu membuatku tercengang. Aku menatap ke dalam mata Bacon.
“Ku pikir aku dan Suga juga akan membantumu. Setidaknya kita tidak akan kalah terhormat daripada tidak sama sekali. Dan jika kita mati, kita akan mati bersama di medan area.” Zelo mendongak ke arahku.
“Ne... Rumah di belakang kita. Dunia terbentang di hadapan kita.” Suga mulai menawarkan kata-katanya. Mereka berdiri dari tempatnya.
Bibirku tertarik ke atas. Hatiku membara-bara ke udara. Bagai burung yang memberiku kabar gembira yang tak diundang. Wajah-wajah gemilang telah memancarkan sinarnya di depan jalanku. Aku sangat yakin, kehidupan antar klan yang saling terdiam akan terungkap beserta kegelapan yang berdiam disana.

To Be Continue and coming soon Chapter 2 “Shadow Monster”
Thanks For Reading. J<3.....Like or Krisar J<3 :D ^_^ J

Tidak ada komentar:

Soshi One

Soshi One