Pre-Debut Jung Daehyun B.A.P
“Saya lahir di Jeolla-do Gwangju selatan Juni
28, 1993. Ibu saya melihat sebuah tanduk sapi yg besar sewaktu hamil saya. Itu
adalah “taemong” saya (catatan: mimpi dari seorang ibu atau saudara sebelum
bayi itu lahir) (tertawa).”
Seorang anak seperti apakah Daehyun sewaktu masih
muda? Biarpun dia berperang melawan kemiskinan karena IMF, dia tidak pernah
kehilangan senyum nya. Kepribadian yg cerah dan positif sangat bisa di rasakan.
“Sewaktu saya masih kecil, keluarga saya ada di antara
orang yg kaya tapi sewaktu saya berada di taman kanak-kanak, situasi dari IMF
muncul dan saya menjadi miskin. Saya tidak mengahadiri sekolah TK secara benar
karna itu. Seperti apakah saya sewaktu kecil? Saya tidak pernah menurut. Saya
juga dulu adalah seorang yg iseng. Haha.”
Dia sangat suka bermain-main sampai dia suka melukai
dirinya sendiri. Di karnakan sifatnya yg riang, dia juga mempunyai banyak
sekali teman.
“Saya mendapatkan banyak luka karna bermain sewaktu di
sekolah dasar. Saya mendapatkan luka yg terbuka di lutut sewaktu bermain bola,
dan saya sekali pernah menggores wajah saya di papan karna bermain dengan pacar
saya. (catatan : dia berkata bahwa dia hanya berpacaran selama 20hari jadi
santai saja >_
Tapi Daehyun bukan lah anak yg tidak dewasa.
Diakadang-kadang menjaga toko perangkat keras kepunyaan ayah nya.
“Sewaktu saya kelas 4 SD, ayah saya membuka toko
perangkat keras. Saya sangat kecewa karna saya tidak bisa banyak bermain tapi
saya berpikir saya harus membantu ayah saya. Ayah saya memberikan uang sewaktu
saya menjual sesuatu jadi saya juga mempunyai kesenangan sendiri sewaktu datang
ke toko untuk membeli makanan ringan. Kakak saya mulai untuk menjaga toko
juga.” (tertawa)
Daehyun meninggalkan kenangannya di Gwangju, Daehyun
pindah ke Busan. Namun, ia memiliki waktu yg sulit menyesuaikan diri dengan
kehidupan sekolahnya di Kyungsang-do karena berbicara kasar teman-temannya dari
daerah baru.
“Waktu itu, ada rumor yg mengatakan kamu akan di pukul
bila menggunakan logat Jeolla-do di sekolah jadi saya mencat rambut saya di
hari pertama masuk sekolah dan masuk ke sekolah dengan penampilan yang keras.
Saya agak sedikit takut dengan bagaimana anak-anak Busan berbicara. (tertawa)
pertama saya kuatir mengenai penyesuain tapi setelah beberapa waktu berlalu,
insting keisengan saya muncul dan saya banyak bersenang-senang.”
Daehyun, sekarang di sekolah menengah, mulai bermimpi
untuk menjadi seorang penyanyi. Sewaktu masa mudanya, hatinya penuh dengan
keinginan bermusik dan menjadi seorang penyanyi.
“Hampir semua teman SD saya pergi ke sekolah menengah
yg sama jadi saya tidak bisa merasakan perbedaan nya. Saya benar-benar tidak
tau ketakutan sewaktu di sekolah menengah. Saya pergi ke hakwon (catatan:
tempat pembelajaran setelah sekolah) dan belajar keras dengan
pelajaran-pelajaran saya, tapi saya juga suka bermain dengan teman-teman saya.
Sewaktu tahun kedua saya di sekolah menengah (kelas delapan) saya pergi ke
tempat karaoke untuk pertama kali nya namun sejak saya menyukai nyanyi itu
adalah tempat dimana saya mendapatkan banyak kesenangan.” (tertawa)
Karaoke adalah tempat dimana Daehyun diijinkan untuk
bermimpi menjadi seorang penyanyi sewaktu dia dewasa. Dia selalu mendapatkan
banyak perhatian untuk bakat bernyanyi nya yg terkenal, jadi tempat ini adalah
tempat dimana dia bisa bernyanyi dengan sangat menarik.
“Saya mendengar bahwa saya lumayan bagus dengan
bernyanyi sejak sekolah dasar. Saya suka melihat penyanyi-penyanyi di TV waktu
sekolah dasar tapi waktu. sekolah menengah saya hanya pergi ke tempat karaoke.
Sewaktu saya bosan saya duduk sendiri dan bernyanyi. (tertawa) itu tidak hanya
di tempat karaoke. Taman terbuka dan lapangan, dimana saja saya bisa bernyanyi saya akan bernyanyi sebanyak yg saya bisa. Waktu tahun
ke tiga saya di sekolah menengah (kelas sembilan) suara saya mulai berubah dan
saya tidak bisa bernyanyi untuk sementara. Jadi dalam pikiran saya yg masih
muda saya sangat menderita.”
Daehyun, dimana musik adalah segala nya, mulai
berpikir mengenai tujuan nya di tahun ke tiga nya di sekolah menengah (kelas
sembilan). Dan itu semua karna orang tua nya.
“Memasuki tahun ketiga saya, saya tiba-tiba merasa
ketakutan. Saya mulai berpikir mengenai kalau saja itu baik untuk saya hanya
bermain-main seperti ini, untuk berkelakuan seperti ini padahal orang tua saya
bekerja dengan keras. Teman yg suka bermain dengan saya dulu sekarang bekerja
keras juga. Saya mulai merasa gugup, melihat itu.”
Tahun ketiga di sekolah menengah, Daehyun kuatir
dengan masa depan nya dan ingin mendaftar di sekolah seni yg dia pikir bisa
memenuhi mimpinya untuk menjadi seorang penyanyi, tapi dia menyerah untuk itu.
Uang sekolah nya sangat lah mahal.
“Saya ingin mendaftar di sekolah seni itu tetapi uang
sekolah nya sangat lah mahal. Saya menyerah karna beban yg akan di pikul oleh
orang tua saya. Malah, saya mencari sekolah lain yg mempunyai praktek jurusan
musik dan menemukan satu.”
Setelah itu, Daehyun menggumpulkan informasi
mengenai sekolah itu dan menghadapi halangan. Persyaratan nilai lebih tinggi
dari nilai-nilai Daehyun. Dia mencoba dengan sekuat tenaga dalam pelajaran nya
dan merasakan kegembiraansewaktu di terima.
“Setelah menghadapi kesusahan untuk bisa di terima,
saya merasa saya harus bekerja dengan keras. Guru saya juga menjaga saya dengan
baik dan orang-orang disekitar saya mengatakan bahwa saya bernyanyi dengan
baik. Suatu kali, guru saya menyuruh saya untuk bernyanyi di depan kakak-kakak
kelas (catatan: kakak kelas) dan saya berpikir bahwa saya mendapat pujian
mengenai menyanyi saya setelah itu.” (tertawa)
Daehyun bekerja keras dengan nyanyi nya, sewaktu
mendengar semua pujian-pujian itu. Melihat kerja kerasnya, teman kelas nya
mendatangi nya. Tapi masa remaja yg di mana dia pikir sudah berakhir kembali ke
jalannya kembali dan Daehyun menjadi seorang petualang lagi.
“Saya pikir saya mengalami masa remaja lagi saat ini.
Saya memberontak melawan orang tua saya. Saya banyak bermain-main sehingga saya
menelantarkan pelajaran saya.”
Tapi waktu kedua itu tidak berlangsung lama. Itu semua
karna ibu nya yang dimana selalu percaya kepadanya sampai pada akhirnya. Ibu
nya dengan sabar menerima semua omelan-omelan dari anak remaja nya. Daehyun
selalu memperlakukan orang tua nya dengan baik, jadi setelah melihat ini, dia
mengakhiri masa-masa pemberontakan nya dengan cepat.
“Sewaktu masa-masa SMA, saya kembali tertarik dengan
masa depan saya. Saya mendapat kesempatan. Saya mulai berlatih dengan
orang-orang lain yg bermimpi menjadi seorang penyanyi di pusat pelatihan untuk
pemuda. Saya berpikir disitu lah saya mulai melatih suara saya dengan
sungguh-sungguh.”
Waktu itu, Daehyun belajar nyanyi dan b-boying
(menari). Biarpun dia tidak dapat pelajaran dari seseorang yg berpengalaman,
cara dia bernyanyi sudah mendapatkan pengakuan.
“Seseorang melihat saya berlatih dan menawarkan saya
untuk bergabung dengan sebuag klub pelatihan utama. Saya juga memasuk kan video
latihan saya secara online waktu itu. Saya menjadi dekat dengan anak-anak
b-boys dan berlatih menari juga.”
Dia memberi pendapat bahwa dia harus mendaftar di
hakwon dengan teman-teman nya yg melihat nya bekerja dengan keras dengan
talenta nya, dan mendaftar di Haeundae hakwon, dan memulai pelajaran-pelajaran
yg profesional.
“Saya tidak tau mengenai vokalisasi waktu itu tapi
saya berpikir saya bisa melakukan nya dengan baik. Alpha saya memberhentikan
ponsel saya saat memikirkan saya harus berlatih sampai mati. Saya tinggal dan
berlatih sampai hakwon tutup. Hidup saya dalam setahun, gila mengenai musik dan
menari.”
Daehyun mendapatkan hadiah yg tidak bisa dia
lupakan saat itu. Dibawah pengawasan seorang guru yg menjadi pengajar nya
seumur hidup, Daehyun memulai mendapatkan banyak keterampilan. Daehyun, yg
sekarang sudah memulai mendapatkan pelajaran dari seseorang yg ahli, mulai
memberikan segala nya, mengetahui bahwa dia mendapatkan antisipasi dari
orang-orang. Ada yg mengatakan bahwa pujian bisa
membuat ikan paus menari. Waktu hari-hari pujian
berlalu, kemampuan dari daehyun pun mulai membaik.
“Guru hakwon saya menggali semua mengenai saya. Dia
mau segala nya. Itu adalah kali pertama saya melihat seseorang menginginkan
sesuatu dari saya, jadi untuk bisa memberikan apa yg mereka iinginkan, saya
mencoba yg terbaik.”
Usaha nya mulai membuah kan hasil. Di sebuah konser yg
di buat oleh hajwon nya, Daehyun dengan sukses menyelesaikan panggung solo
pertama nya.
“Hakwon saya mempunyai tempat berlatih dan disitu lah
saya bisa melihat orang tua saya di atas panggung. Karena itu, saya berlatih
dengan keras sampai mendapatkan vokal nodul. Tidak sengaja saya melakukan
panggung solo saya dan melihat ibu saya di antara penonton. Lalu, ibu saya dan
saya sama-sama menangis. Saya selesai dan turun dari panggung dan waktu saya
melihat wajah guru saya, saya menangis lagi. Itu adalah panggung pertama saya
di panggung yg sangat besar dan lagu nya adalah ‘A Goose’s Dream’ juga. Saya
berpikir semua usaha saya selama setahun dan tidak bisa menahan air mata saya.”
Daehyun, seseorang yg mengumpulkan bakatnya selangkah
demi selangkah, mendapatkan peluangnya secara tidak sengaja. Agen sebelumnya TS
Entertainment membuka audisi di Busan.
“Saya mendengar TS Entertainment membuka audisi di
Busan dan di saat yg sama, saya mendapatkan kesempatan untuk berdiri di
panggung yg berbeda. Saya menyerah di audisi itu dan menjadi runner-up di
panggung itu. Setelah itu saya mendapatkan telefon jika saya mau mengambil
audisi dari TS.”
Dia ingin mencoba beberapa tipe dari musik, jadi dia
mengambil audisi lanjutan yg di tawarkan. Tapi Daehyun harus memutuskan masa
depan nya, dan pindah ke Seoul.
“Saya pergi ke Seoul untuk
mengambil audisi tapi tidak tau bagaimana menggunakan kereta api bawah tanah.
Dengan banyak kesulitan, saya akhirnya bisa tiba di perusahaan dan mengambil
audisi. Namun, respon itu sangat dingin dan bahkan saya pikir saya tidak
melakukan yg terbaik di audisi. Saya berpikir :
'Jika mereka tersenyum, maka itu berarti Anda lulus'
Jadi saya menepisnya ketika aku akan kembali ke
Busan.”
Tapi keberuntungan nya tidak berakhir disitu. Dalam
perjalannya dengan kereta api menuju Busan, dia diberitahukan bahwa dia di
terima.
“Saya naik kereta api untuk kembali ke Busan tapi saya
mendapat telepon dari guru saya. Saya berpikir “mungkin…” dan sudah tentu, saya
di terima. Guru itu sudah seperti orang tua saya jadi saya jadi melihatnya
gembira membuat saya menangis bahkan tanpa saya sadari. Saya dengan cepat lari
menuju hakwon dan memeluk guru saya dengan bahagia. Sewaktu dia dengan tenang
menceritakan ceritanya, daehyun tiba-tiba menahan tangisan nya.”
Mungkin itu karna dia berpikir mengenai kebahagiannya
bisa melewati audisi itu tapi harus meninggalkan orang-orang yg dia cintai.
Tangisan sedih bertahan diantara matanya dan mulai berjatuhan.
“Saya merasa sedih karena saya harus meninggalkan
orang-orang yg saya cintai. Saya menangis lagi sewaktu melihat wajah guru saya.
Saya hanya bisa mengatakan tunggu, dan saya akan memberikan kemewahan. Untuk
meninggalkan orang-orang yang mempunyai mimpi yg sama membuat hati saya sedih.”
Seperti itu, Daehyun berlatih selama 6 bulan sebelum
debut sebagai BAP. Biarpun masa-masa latihan nya sebagai trainee sangat pendek,
kemampuan nya di akui, jadi dia terjamin mendapatkan tempat sebagai penyanyi
dalam grup B.A.P.
cr : allkpop
Tidak ada komentar:
Posting Komentar