.................................................................

.................................................................

Senin, 21 Desember 2015

Real Story Pre-Debut Jung Daehyun B.A.P

ioni bias Author...wahhh...tambah nyesek baca ini...mengharukan :(

Pre-Debut Jung Daehyun B.A.P
 “Saya lahir di Jeolla-do Gwangju selatan Juni 28, 1993. Ibu saya melihat sebuah tanduk sapi yg besar sewaktu hamil saya. Itu adalah “taemong” saya (catatan: mimpi dari seorang ibu atau saudara sebelum bayi itu lahir) (tertawa).”

Seorang anak seperti apakah Daehyun sewaktu masih muda? Biarpun dia berperang melawan kemiskinan karena IMF, dia tidak pernah kehilangan senyum nya. Kepribadian yg cerah dan positif sangat bisa di rasakan.

“Sewaktu saya masih kecil, keluarga saya ada di antara orang yg kaya tapi sewaktu saya berada di taman kanak-kanak, situasi dari IMF muncul dan saya menjadi miskin. Saya tidak mengahadiri sekolah TK secara benar karna itu. Seperti apakah saya sewaktu kecil? Saya tidak pernah menurut. Saya juga dulu adalah seorang yg iseng. Haha.”

Dia sangat suka bermain-main sampai dia suka melukai dirinya sendiri. Di karnakan sifatnya yg riang, dia juga mempunyai banyak sekali teman.

“Saya mendapatkan banyak luka karna bermain sewaktu di sekolah dasar. Saya mendapatkan luka yg terbuka di lutut sewaktu bermain bola, dan saya sekali pernah menggores wajah saya di papan karna bermain dengan pacar saya. (catatan : dia berkata bahwa dia hanya berpacaran selama 20hari jadi santai saja >_

 Tapi Daehyun bukan lah anak yg tidak dewasa. Diakadang-kadang menjaga toko perangkat keras kepunyaan ayah nya.

“Sewaktu saya kelas 4 SD, ayah saya membuka toko perangkat keras. Saya sangat kecewa karna saya tidak bisa banyak bermain tapi saya berpikir saya harus membantu ayah saya. Ayah saya memberikan uang sewaktu saya menjual sesuatu jadi saya juga mempunyai kesenangan sendiri sewaktu datang ke toko untuk membeli makanan ringan. Kakak saya mulai untuk menjaga toko juga.” (tertawa)

Daehyun meninggalkan kenangannya di Gwangju, Daehyun pindah ke Busan. Namun, ia memiliki waktu yg sulit menyesuaikan diri dengan kehidupan sekolahnya di Kyungsang-do karena berbicara kasar teman-temannya dari daerah baru.

“Waktu itu, ada rumor yg mengatakan kamu akan di pukul bila menggunakan logat Jeolla-do di sekolah jadi saya mencat rambut saya di hari pertama masuk sekolah dan masuk ke sekolah dengan penampilan yang keras. Saya agak sedikit takut dengan bagaimana anak-anak Busan berbicara. (tertawa) pertama saya kuatir mengenai penyesuain tapi setelah beberapa waktu berlalu, insting keisengan saya muncul dan saya banyak bersenang-senang.”
Daehyun, sekarang di sekolah menengah, mulai bermimpi untuk menjadi seorang penyanyi. Sewaktu masa mudanya, hatinya penuh dengan keinginan bermusik dan menjadi seorang penyanyi.

“Hampir semua teman SD saya pergi ke sekolah menengah yg sama jadi saya tidak bisa merasakan perbedaan nya. Saya benar-benar tidak tau ketakutan sewaktu di sekolah menengah. Saya pergi ke hakwon (catatan: tempat pembelajaran setelah sekolah) dan belajar keras dengan pelajaran-pelajaran saya, tapi saya juga suka bermain dengan teman-teman saya. Sewaktu tahun kedua saya di sekolah menengah (kelas delapan) saya pergi ke tempat karaoke untuk pertama kali nya namun sejak saya menyukai nyanyi itu adalah tempat dimana saya mendapatkan banyak kesenangan.” (tertawa)

Karaoke adalah tempat dimana Daehyun diijinkan untuk bermimpi menjadi seorang penyanyi sewaktu dia dewasa. Dia selalu mendapatkan banyak perhatian untuk bakat bernyanyi nya yg terkenal, jadi tempat ini adalah tempat dimana dia bisa bernyanyi dengan sangat menarik.

 “Saya mendengar bahwa saya lumayan bagus dengan bernyanyi sejak sekolah dasar. Saya suka melihat penyanyi-penyanyi di TV waktu sekolah dasar tapi waktu. sekolah menengah saya hanya pergi ke tempat karaoke. Sewaktu saya bosan saya duduk sendiri dan bernyanyi. (tertawa) itu tidak hanya di tempat karaoke. Taman terbuka dan lapangan, dimana saja saya bisa bernyanyi saya akan bernyanyi sebanyak yg saya bisa. Waktu tahun ke tiga saya di sekolah menengah (kelas sembilan) suara saya mulai berubah dan saya tidak bisa bernyanyi untuk sementara. Jadi dalam pikiran saya yg masih muda saya sangat menderita.”

Daehyun, dimana musik adalah segala nya, mulai berpikir mengenai tujuan nya di tahun ke tiga nya di sekolah menengah (kelas sembilan). Dan itu semua karna orang tua nya.
“Memasuki tahun ketiga saya, saya tiba-tiba merasa ketakutan. Saya mulai berpikir mengenai kalau saja itu baik untuk saya hanya bermain-main seperti ini, untuk berkelakuan seperti ini padahal orang tua saya bekerja dengan keras. Teman yg suka bermain dengan saya dulu sekarang bekerja keras juga. Saya mulai merasa gugup, melihat itu.”
Tahun ketiga di sekolah menengah, Daehyun kuatir dengan masa depan nya dan ingin mendaftar di sekolah seni yg dia pikir bisa memenuhi mimpinya untuk menjadi seorang penyanyi, tapi dia menyerah untuk itu. Uang sekolah nya sangat lah mahal.
“Saya ingin mendaftar di sekolah seni itu tetapi uang sekolah nya sangat lah mahal. Saya menyerah karna beban yg akan di pikul oleh orang tua saya. Malah, saya mencari sekolah lain yg mempunyai praktek jurusan musik dan menemukan satu.”
 Setelah itu, Daehyun menggumpulkan informasi mengenai sekolah itu dan menghadapi halangan. Persyaratan nilai lebih tinggi dari nilai-nilai Daehyun. Dia mencoba dengan sekuat tenaga dalam pelajaran nya dan merasakan kegembiraansewaktu di terima.

“Setelah menghadapi kesusahan untuk bisa di terima, saya merasa saya harus bekerja dengan keras. Guru saya juga menjaga saya dengan baik dan orang-orang disekitar saya mengatakan bahwa saya bernyanyi dengan baik. Suatu kali, guru saya menyuruh saya untuk bernyanyi di depan kakak-kakak kelas (catatan: kakak kelas) dan saya berpikir bahwa saya mendapat pujian mengenai menyanyi saya setelah itu.” (tertawa)
Daehyun bekerja keras dengan nyanyi nya, sewaktu mendengar semua pujian-pujian itu. Melihat kerja kerasnya, teman kelas nya mendatangi nya. Tapi masa remaja yg di mana dia pikir sudah berakhir kembali ke jalannya kembali dan Daehyun menjadi seorang petualang lagi.

“Saya pikir saya mengalami masa remaja lagi saat ini. Saya memberontak melawan orang tua saya. Saya banyak bermain-main sehingga saya menelantarkan pelajaran saya.”
Tapi waktu kedua itu tidak berlangsung lama. Itu semua karna ibu nya yang dimana selalu percaya kepadanya sampai pada akhirnya. Ibu nya dengan sabar menerima semua omelan-omelan dari anak remaja nya. Daehyun selalu memperlakukan orang tua nya dengan baik, jadi setelah melihat ini, dia mengakhiri masa-masa pemberontakan nya dengan cepat.

“Sewaktu masa-masa SMA, saya kembali tertarik dengan masa depan saya. Saya mendapat kesempatan. Saya mulai berlatih dengan orang-orang lain yg bermimpi menjadi seorang penyanyi di pusat pelatihan untuk pemuda. Saya berpikir disitu lah saya mulai melatih suara saya dengan sungguh-sungguh.”

Waktu itu, Daehyun belajar nyanyi dan b-boying (menari). Biarpun dia tidak dapat pelajaran dari seseorang yg berpengalaman, cara dia bernyanyi sudah mendapatkan pengakuan.

“Seseorang melihat saya berlatih dan menawarkan saya untuk bergabung dengan sebuag klub pelatihan utama. Saya juga memasuk kan video latihan saya secara online waktu itu. Saya menjadi dekat dengan anak-anak b-boys dan berlatih menari juga.”

Dia memberi pendapat bahwa dia harus mendaftar di hakwon dengan teman-teman nya yg melihat nya bekerja dengan keras dengan talenta nya, dan mendaftar di Haeundae hakwon, dan memulai pelajaran-pelajaran yg profesional.

“Saya tidak tau mengenai vokalisasi waktu itu tapi saya berpikir saya bisa melakukan nya dengan baik. Alpha saya memberhentikan ponsel saya saat memikirkan saya harus berlatih sampai mati. Saya tinggal dan berlatih sampai hakwon tutup. Hidup saya dalam setahun, gila mengenai musik dan menari.”

 Daehyun mendapatkan hadiah yg tidak bisa dia lupakan saat itu. Dibawah pengawasan seorang guru yg menjadi pengajar nya seumur hidup, Daehyun memulai mendapatkan banyak keterampilan. Daehyun, yg sekarang sudah memulai mendapatkan pelajaran dari seseorang yg ahli, mulai memberikan segala nya, mengetahui bahwa dia mendapatkan antisipasi dari orang-orang. Ada yg mengatakan bahwa pujian bisa
membuat ikan paus menari. Waktu hari-hari pujian berlalu, kemampuan dari daehyun pun mulai membaik.

“Guru hakwon saya menggali semua mengenai saya. Dia mau segala nya. Itu adalah kali pertama saya melihat seseorang menginginkan sesuatu dari saya, jadi untuk bisa memberikan apa yg mereka iinginkan, saya mencoba yg terbaik.”

Usaha nya mulai membuah kan hasil. Di sebuah konser yg di buat oleh hajwon nya, Daehyun dengan sukses menyelesaikan panggung solo pertama nya.

“Hakwon saya mempunyai tempat berlatih dan disitu lah saya bisa melihat orang tua saya di atas panggung. Karena itu, saya berlatih dengan keras sampai mendapatkan vokal nodul. Tidak sengaja saya melakukan panggung solo saya dan melihat ibu saya di antara penonton. Lalu, ibu saya dan saya sama-sama menangis. Saya selesai dan turun dari panggung dan waktu saya melihat wajah guru saya, saya menangis lagi. Itu adalah panggung pertama saya di panggung yg sangat besar dan lagu nya adalah ‘A Goose’s Dream’ juga. Saya berpikir semua usaha saya selama setahun dan tidak bisa menahan air mata saya.”

Daehyun, seseorang yg mengumpulkan bakatnya selangkah demi selangkah, mendapatkan peluangnya secara tidak sengaja. Agen sebelumnya TS Entertainment membuka audisi di Busan.

“Saya mendengar TS Entertainment membuka audisi di Busan dan di saat yg sama, saya mendapatkan kesempatan untuk berdiri di panggung yg berbeda. Saya menyerah di audisi itu dan menjadi runner-up di panggung itu. Setelah itu saya mendapatkan telefon jika saya mau mengambil audisi dari TS.”
Dia ingin mencoba beberapa tipe dari musik, jadi dia mengambil audisi lanjutan yg di tawarkan. Tapi Daehyun harus memutuskan masa depan nya, dan pindah ke Seoul.

 “Saya pergi ke Seoul untuk mengambil audisi tapi tidak tau bagaimana menggunakan kereta api bawah tanah. Dengan banyak kesulitan, saya akhirnya bisa tiba di perusahaan dan mengambil audisi. Namun, respon itu sangat dingin dan bahkan saya pikir saya tidak melakukan yg terbaik di audisi. Saya berpikir :
'Jika mereka tersenyum, maka itu berarti Anda lulus'
Jadi saya menepisnya ketika aku akan kembali ke Busan.”

Tapi keberuntungan nya tidak berakhir disitu. Dalam perjalannya dengan kereta api menuju Busan, dia diberitahukan bahwa dia di terima.

“Saya naik kereta api untuk kembali ke Busan tapi saya mendapat telepon dari guru saya. Saya berpikir “mungkin…” dan sudah tentu, saya di terima. Guru itu sudah seperti orang tua saya jadi saya jadi melihatnya gembira membuat saya menangis bahkan tanpa saya sadari. Saya dengan cepat lari menuju hakwon dan memeluk guru saya dengan bahagia. Sewaktu dia dengan tenang menceritakan ceritanya, daehyun tiba-tiba menahan tangisan nya.”

Mungkin itu karna dia berpikir mengenai kebahagiannya bisa melewati audisi itu tapi harus meninggalkan orang-orang yg dia cintai. Tangisan sedih bertahan diantara matanya dan mulai berjatuhan.
“Saya merasa sedih karena saya harus meninggalkan orang-orang yg saya cintai. Saya menangis lagi sewaktu melihat wajah guru saya. Saya hanya bisa mengatakan tunggu, dan saya akan memberikan kemewahan. Untuk meninggalkan orang-orang yang mempunyai mimpi yg sama membuat hati saya sedih.”

Seperti itu, Daehyun berlatih selama 6 bulan sebelum debut sebagai BAP. Biarpun masa-masa latihan nya sebagai trainee sangat pendek, kemampuan nya di akui, jadi dia terjamin mendapatkan tempat sebagai penyanyi dalam grup B.A.P.
cr : allkpop
 


Tidak ada komentar:

Soshi One

Soshi One