Pre-Debut Choi Jun Hong (Zelo) B.A.P
“Saya lahir di Mokpo dari Jeonranam pada 15
Oktober 1996 dan saya anak bungsu dari dua bersaudara. Mimpi precognitive dari
kelahiran saya adalah nenek saya (dari pihak ayah memberikan ibu saya keranjang
berisi kentang raksasa. Saya pikir karena mimpi itu menjadi alasan mengapa
kulit saya begitu pucat (tertawa). Kakek saya dari pihak ibu saya juga memiliki
mimpi precognitive dari kelahiran saya, ia melihat seekor naga terbang di atas
atap dengan patung Budha di mulutnya.”
Karena ia masih muda, Zelo punya tipe kepribadian di
mana ia harus mencapai apa yg ingin ia lakukan. Karena dia memiliki sisi
serakah yg kuat, itu sangat mengejutkan ibunya.
“Saya pikir saya selalu berjuang sejak saya
masih kecil. Saya sedikit memiliki citra onar jadi saya akan berbaring di
tengah trotoar dan merengek jika ibu saya tidak membeli sesuatu yg saya
inginkan. Jika saya membutuhkan sesuatu, maka saya harus memilikinya. Tentu
saja, akibatnya saya menjadi masalah yg mendalam bagi ibusaya nantinya haha.”
“Memasuki sekolah dasar, menjadi seorang pemain
sepak bola adalah impian saya. Saya hanya ingat bermain sepakbola setiap hari
dan ketika saya di kelas lima, itu titik di mana saya dibina untuk bergabung
dengan tim sepak bola pemuda dari distrik kami. Jika saya memilih terjun untuk
menjadi pemain sepak bola yg berlawanandengan saya sekarang (penyanyi), maka
saya akan berpikir bahwa saya akan menjadi pemain sepak bola pada hari ini
(tertawa). Namun, dengan ketidaksetujuan orang tua saya, saya tidak punya
pilihan selain membuang mimpi saya menjadi seorang pemain sepak bola.”
Dengan ketidaksetujuan orang tuanya terhadap impiannya
menjadi pemain sepak bola, Zelo mencoba memberontak tidak seperti yg lain. Meskipun
demikian, keputusan yg dibuat oleh orang tuanya untuk niat baik akan masa
depannya, Zelo masih terkejut pada usia muda. Tapi cukup cepat, Zelo mulai
mengakui daya tarik dari sesuatu yg lain.
“Saya mendengarkan lagu dengan MP3 player saya dan
setelah lelah bermain sepak bola, yg saya pikirkan adalah koreografi dari
senior di televisi suatu hari. Sejak itu, saya akan meniru tarian mereka dan
praktek secara rinci. Ketika saya masih di rumah, saya akan berlatih di depan
cermin sendirian melakukan hal-hal seperti beat-box.”
“Karena kakak saya akan belajar di luar negeri, saya
bingung. Itu karena saya menghabiskan hari-hari saya dengan kakak saya, saya
benar tidak tau bagaimana bergaul dengan teman-teman. Ini juga salahku bahwa
saya memiliki kepribadian pemalu haha. Saya ingat ketika bermain petak-umpet
dengan anak-anak muda dari lingkungan kami.”
“Pada akhir kelas 5, saya diperkenalkan ke
akademi yg dihadiri senior Seungri (Big Bang) di Gwangju dan saya dikritik
banyak untuk fashion saya pada awalnya. Pada saat itu, saya memakai celana
tiga-perempat dan mengecat biru rambut saya di bagian depan dan ketika direktur
akademi melihat saya, mereka mengatakan kepada saya :
‘Jika Anda tidak mengubah fashion Anda, maka kita
tidak menerima Anda.’
Sejak itu, aku mengenakan skinny jeans dan mulai
tumbuh tertarik pada fashion.”
“Saya pikir banyak orang di sekitar saya yg tidak
mengharapkan saya untuk sukses dan terutama dengan
label sebagai ‘anak dari Mokpo’ menjadi luka bagi saya dan saya mulai mengubah
pola pikir saya. Saya didorong untuk fokus pada setiap bidang, dari fashion dan
musik juga.”
Kemampuan Zelo melampaui apa yg dibayangkan dan
mendapatkan gelar sebagai siswa dengan belajar tercepat dan menerapkan
keterampilan tercepat dari siswa lain di akademi. Fashionnya juga menarik
perhatian dan ia menjadi salah satu dari orang-orang modis terbesar Gwangju.
Setelah tingginya sudah lebih 170cm ketika sekolah dasar, tinggi abnormalnya
membantu dalam pemilihan fashion lebih baik juga.
“Karena saya lebih tertarik di dunia fashion, saya
sering bentrok dengan orang tua saya, saya berhubungan baik sebelumnya. Karena
saya cenderung ingin pakaian yg mencerminkan karakter saya yg terbaik,
bentrokan antara orang tua saya dan saya terjadi karena mereka ingin saya untuk
berpakaian rata-rata (tertawa).”
Dia tidak hanya belajar tentang fashion karena ia
resmi mulai belajar menari, menyanyi, dan beat-box sekitar waktu itu juga.
“Saya pikir apa yg saya pelajari di akademi adalah
bantuan besar bagi saya dan karena kemampuan saya untuk bisa menerapkan apa yg
saya pelajari cepat, orang mulai memanggil saya rising star tapi saya tidak
benar-benar yakin. Saya tidak bisa puas meskipun mendengar pujian seperti itu
dan saya tidak berpikir saya pernah berada dalam keadaan puas sebelumnya.”
Dalam menghadiri sebuah akademi di usia muda, Zelo
memiliki kesulitan yg datang seiring dengan keinginannya untuk meningkatkan
keterampilan dan ia harus menjual harta miliknya untuk ongkos sampai ke Gwangju
di mana akademi itu berada, satu jam dari Mokpo di mana ia tinggal.
“Saya naik bus setiap hari dari Mokpo ke Gwangju untuk
menghadiri akademi dan tarifnya tidak semua murah. Dengan memikirkan orang tua
saya yg selalu melindungi saya, saya didorong untuk bekerja lebih keras dan
sejak saat itu, saya belajar bagaimana untuk menyimpan uang saya.”
Mereka yg telah meremehkan keberhasilan Zelo itu mulai
mengubah perspektif mereka ke dalam pandangan positif setelah melihat dia
bekerja keras. Selain dengan pujian di sekelilingnya, ia diberi kesempatan
untuk bertemu musisi dari mimpinya sambil terus bekerja keras dalam
meningkatkan keahliannya.
“Suatu hari, senior Dynamic Duo datang untuk tampil di
Terminal Gwangcheon Gwangju dan dua dari mereka mengambil foto dengan saya.
Saya berpikir bahwa mereka tidak akan mengambil foto dengan saya tapi mereka
melakukan dan saya benar-benar bahagia. Sejak itu, saya mulai menyukai senior
Dynamic Duo (tertawa).”
Zelo tidak melepaskan studinya untuk menari, tetapi
menghabiskan hari-harinya di sekolah karena ia juga memiliki seorang guru yg
tak terlupakan.
“Saya menghadiri Jeil Middle School di Mokpo dan
selama tiga tahun, saya pikir saya bertemu guru yg baik, guru Jo Hyunjin yg
mengajar ilmu yg paling mengesankan dari mereka semua. Melihat teman-teman saya
memecahkan soal sulit dengan mudah selama di kelas membuat saya berharap saya
rajin juga tapi mencoba untuk memulai, tampaknya sulit dan guru saya pada saat
itu telah memberi saya nasihat :
‘Lakukan apa yg Anda suka secara konsisten karena
itulah yg penting.’
Saya mendapatkan keberanian dari kata-kata tersebut
dan bekerja keras antara menari dan belajar.”
Zelo meningkatkan keterampilan menari dan bernyanyi di
Gwangju, sampai bakatnya diketahui oleh seorang wakil dari sebuah perusahaan
hiburan dan dia pindah ke Seoul setelah terpilih.
“Saya akhirnya pindah ke Seoul ketika saya memulai
kehidupan trainee untuk sebuah perusahaan hiburan tertentu. Tentu saja, saya
memiliki kekhawatiran rekan-rekan sesama di Seoul dan karena tinggi saya –
hampir mendekati 180cm – Saya sering terpilih. Saya percaya diri di luar tetapi
di dalam, saya agak takut(tertawa). Namun, saya segera menyesuaikan ke dalam
gaya hidup itu dan bersenang-senang di sekolah.”
Zelo memiliki kesulitan dalam menangani kehidupan
sekolahnya serta kehidupan trainee, tapi ia mengatasi hambatan tersebut dengan
mengingatkan dirinya bahwa ia akan mampu mencapai mimpinya.
“Itu tidak mudah, banyak tugas, studi saya dan
pelatihan, tapi saya pikir saya menghabiskan waktu dengan cara yg menyenangkan.
Saya hanya memiliki dorongan yg kuat demi keinginan untuk debut dan melihat
citra diri karena telah meraih mimpi saya tepat di depan mata saya, itu membuat
saya berlatih lebih keras.”
“Pada tahun ketiga di sekolah menengah, ketika
semester satu saya tampil di panggung musik remaja selama sekitar satu bulan.
Saya belajar tentang bagaimana berinteraksi dengan penonton dan karena keadaan
perusahaan pada saat itu, saya akhirnya meninggalkan dan mengambil istirahat
selama beberapa minggu setelahnya (tertawa).”
Istirahatnya tidak berlangsung lama. Wakil dari
perusahaan saat ini telah melihat keahliannya yg menonjol dan membawanya ke
kehidupan trainee lain.
“Orang pertama yg saya lihat di perusahaan itu
Yongguk hyung. Melihat keterampilannya, itu membuat saya berpikir :
‘Saya tidak boleh berada di belakangnya.’
Saya didorong untuk berbuat lebih baik dari Yongguk
hyung dan pemikiran saya belum berubah sejak itu (tertawa). Saya punya banyak
belajar juga dan hidup bersamanya, itu membuat saya berpikir bahwa saya tidak
akan pernah goyah dan bagaimana saya akan selalu berada di berdiri di tempat yg
sama (jika dengan dia).”
cr : allkpop
Semoga, apa yang telah merea contohkan dapat menjadi inspirasi buat kita, terutama para Baby. :)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar