.................................................................

.................................................................

Senin, 21 Desember 2015

[Ficlet] Just Right (Romance_GOT7)



Ficlet
Title                 : Just Right
Author             : Jung Rae Ah (Ayu P.)
Main Cast        : Bambam GOT7 & OC  “Jung Rae Ah a.k.a Rhea”
Length             : One Shoot
Rating              :  15+
Genre               : Fancy, Romance, etc.
Back Song :
*GOT7-Just Right
Disclaimer :
*Cast milik Tuhan dan Ortu masing-masing
*Inget ya,, Ratingnya 15+ ;) . author saranin, biar Feelnya lebih dapet, baca Ffnya sambil denger lagunya GOT7 yang Just Right sama Confession Song :D
*No Fanwar_No Plagiator
*Ayupuspitaningrum129.blogspot.com
A/N : Awas Typo Campur Aduk, Maaf Kalau Kurang Seru. ^_^
2015©Jung Rae Ah(Ayu P.)
...
...
---Happy Reading---
Hope You Enjoy It
...
...
Malam yang pekat. Di antara semilir angin yang berhembus, menyalalah api kerinduan di dalam hati seorang gadis penyendiri, Rhea. Apalah daya, kini Bambam tengah masuk ke dalam hidupnya. Betapa tampannya namja itu. Di dunia in, tiada namja yang mampu memikatnya, kecuali Bambam. Baginya, Bambamlah ciptaan terindah Yang Maha Kuasa. Rhea tahu persis jikalau Bambam adalah pujaannya selama ini. Terbukti! Kemarin Bambam baru saja melamarnya.
Bambam mengelak hebat saat Hayoug memintanya agar menjadi pendamping hidupnya dengan jaminan bisa menjadi asisten ayahnya di industri perbankan Korea Selatan. Ia sudah lelah akan sikap Hayoung yang sangat berlebihan. Keputusannya tak bisa diganggu gugat, ia hanya ingin Rhea yang notabenenya seorang gadis yang tidak labih cantik dari Hayoung, dia tidak pernah melakukan plastic surgery. Tapi Bambam tidak peduli, kesetiaannya telah menyatu erat dengan Rhea. Hidupnyatelah dipenuhi oleh gadis itu. Dengan gemetar, Bambam memberanikan diri untuk langsung melamar Rhea di kediaman orang tuanya hari ini juga.
“Ahjussi. Kau paham bukan jika saya dan putrimu sudah lama sangat dekat?” Tanya Bambam tegas.
“Iya. Lalu gerangan apa kau mengadakan pertemuan seperti ini?” Jung Hyun a.k.a ayah Rhea balik bertanya.
“Saya ingin melamar putri Anda,” Ungkap Bambam dengan nada pasti.
“Nak, kau harus memikirkannya dengan matang. Jika memang itu keputusanmu, maka jaga dan lindungilah putriku. Berjanjilah untuk tidak menyakitinya mesti setitik atom diantara atom-atom.” Ujar Jung Hyun.
Bambam mengepalkan tangannya, “Saya berjanji,”
***Just Right***
            Sore ini, Bambam mengajak Rhea memesan gedung pernikahan.Ia teringat jika sewaktu kecil, Bambam pernah bermimpi menjadi seorang pangeran bagi seorang puteri kerajaan. Di keesokkan harinya ia langsung bercerita kepada teman-temanya agar mimipinya menjadi kenyataan. Maka dari itu, ia akan memberikan segalanya kepada puteri itu. Ia tidak ingin menghianati sosok yang telah ada membuatnya merasa lebih hidup. Ia menulis pesan kepada Rhea.

-          Rhea-ya, aku tunggu di depan rumahmu. Segeralah keluar! Aku sudah tidak sabar melihat wajahmu yang sangat cantik. Palli! Nan jinjja saranghanda!

-          Nde, cakhamanyo. Naddo saranghaeyo.

Begitu mobil berwarna hitam mengilap itu telah sampai di depan Rumah Rhea, namja yang menyopiri tersenyum tipis melihat gadis yang sedang duduk di teras. Dress berwarna orange yang menjulur selutut, sangat padu di kulit gadis yang tengah menatapnya teduh. Rhea menghampiri Bambamdengan malu-malu. Tujuannya memang sudah tidak salah lagi. Seolah angin ingin mangajak mereka bergoyang di angkasa. Ia berkedip lembut di hadapan Bambam. Kelopak matanya yang berbinar di bawah kilauan sang mentari. 

“Oppa?” Bisik Rhea lirih.

Bambam menggapai jemari Rhea. 

‘Oh, Tuhan! Sungguh indah ciptaan-Mu ini.’ Ungkapnya dalam hati.Bambam meneliti tiap sudut bagian tubuh gadis itu. Semua tertata sempurna. Tiada yang terlewatkan olehnya, nol koma sekian derajat sekalipun. 

Rhea tertegun, “Eh! Awas oppa,” 

Ia menyibak semut yang bergelut di pipi Bambam. 

“Ah! Sebaiknya kita berangkat lebih cepat. aku rasa kau sudah tidak betah beralama-lama disini, bukan? Kau inginkan pernikahan kita segera digelar? Hahaha...” Celoteh Bambam sok tahu.

“Aniyeyo.... Dasar otak kotor!”

Dalam hitungan menit, keduanya telah berkendara menuju salah satu gedung pernikahan ternama di Korea Selatan. Pemilik  gedung itu adalah rekannya sendiri, Mark.

Dulu, Mark adalah rival cinta Bambam saat memperebutkan Rhea. Pernah sekali Rhea menjadi pacar Mark. Tapi itu paksaan dari Mark. Akhirnya Bambam berjuang sampai titik darah penghabisan untuk menggagalkan aksi Mark sebelum mereka tunangan. Ia tidak peduli dipermalukan di depan banyak pasang mata. Bambam tidak peduli, pekerjaannya menjadi detektif turun harganya seketika karena Rhea.

Hey, hey...rupanya kau sudah melupakan TaeYeon. Haha, lupakanlah, gadis di dunia ini masih banyak, Detektif Bam,” Sambut Mark dengan guyonan yang membuat hati Rhea menjadi remuk.  

“TaeYeon eonni itu kah? Kau masih mencintainya, oppa? mengapa ku tak pernah menceritakannya padaku?”  Tanya Rhea nanar.

“Aniyo, Mark benar, Rhea. Aku sudah melupakannnya,” Jawab Bambam datar.

“Sudahlah. Tidak ada yang perlu diributkan. Aku sangat senang jika melihat kalian bahagia, jadi tenanglah. Kedatangan kalian untuk memesan gedungku, bukan?” Mark menengahi.

“Ne, aku akan berbicara empat mata denganmu, Mark.” Bambam langsung mengajak Mark bercakap. Sedangkan Rhea, tengah menggeledah isi I-Phone Bambam. 

“Asssjjjhhh... Jinjja? Ia sangat update soal TaeYeon. Ah! Jangan-jangan aku hanya ajang balas dendam namja itu saja. aku yakin jika ia sangat mencintai TaeYeon, tapi bukankah cintanya sudah ditolak mentah-mentah waktu itu?Wae ije suya? Oppa! nappa!!” Bentak Rhea pada I-phone calon suaminya itu.

30 minutes later.

            Bambam menghampiri Rhea ketika dia masih asyik berselancar di I-phonenya. Mata Bambam membulat sempurna. Mulutnya menganga lebar.

            “Ini, aku sangat terkesan melihat isinya,” Ujar Rhea sambil menyodorkan I-Phone pada Bambam.

            Chagi, ayo kita pulang. Sore ini kau harus istirahat,” Bambam membujuknya.

            “...” Rhea hanya membatu.

            “Ayolah...” Bambam menggandeng gadis itu menuju mobil. 

            Selama perjalanan pulang, Rhea hanya diam. Tiba-tiba ia merasa risih melihat wajah Bambam yang tak merasa bersalah. Apa lelaki memang seperti itu? Lalu bagaimana setelah menikah nanti? Rhea mendesah
.
            “Turunkan aku, oppa!” Pinta Rhea yang sudah mengenggam gagang pintu mobil.

            “chagi? Apa maksudmu? Aku tidak akan menurunkanmu disaat malam seperti ini. Turun salju pula.” Elak Bambam pada Rhea. Ia sudah menduga kalau gadis ini akan berulah setelah melihat apa isi I-Phonenya.

            “Memang. Aku lebih suka menemani salju yang menetes daripada kau. CEPAT TURUNKAN AKU. Atau aku akan melompat, dan tewas.” Bentak Rhea pada Bambam.

            Tanpa banyak berfikir, Bambam menghentikan mobilnya di dekat Namsan Tower.

            “Kalau itu maumu. Aku akan menurunkanmu. Tapi aku ikut denganmu,” Jawab Bambam sambil mempersilahkan Puteri alam mimpinya itu turun.

            Bambam mengikutinya dari belakang. Dingin salju yang menggerang, membuat langkah gadis itu sedikit sudah diangkat. Ia menggigil kedinginan. Bambam memasangkan jas dibahunya, tapi Rhea mengenyahkannya.

            Bambam ber-puh dengan maksud ‘Aku hanya perlu bersabar,’

            Benar saja, langkah gadis itu semakin cepat. bahkan Bambam mulai berfikir jika Rhea tengah bersembunyi darinya. Oh, Malam. Tolong biarkan sinar rembulan menyinari wajahnya sekarang. Agar namja itu bisa tenang walau sebentar. 

            Di bawah sinar lampu, Bambam duduk termangu. Gadis itu menghilang begitu saja. kemana arahnya? 

            “Apa karena foto-foto TaeYeon?” Bambam memberontak. Ia memeriksa akun IG milik Rhea. Kira-kira ia akan berulah apa lagi

            Tapi begitu ia membuka akunnya, banyak komen dan cibiran yang tertuang diantara seluk beluk foto yang baru saja diunggah. Bambam terkejut setengah mati. Rasanya jantungnya sudah tidak berdetak lagi karena saking cepatnya memopa darah.

            “Ini manipulasi. Siapa yang melakukannya? Pasti ini ulah Rhea.” 

            Bambam langsung memnghapus foto itu dan mengirim sebuah pos.

            ‘Aku tidak ada hubungan apapun dengan Kim TaeYeon. Rhealah milikku,’ Ujarnya sambil memasang foto Rhea. 

            “AaaRrgggh!”

Suara jeritan itu sangat familiar baginya. 

“Rhea!” Seru Bambam dari kejauhan. Tubuh Rhea terkikih oleh dinginnya malam. Ia bersusah payah menghindari salju yang menusuk. Sungguh, gadis itu lebih kikuk dari yang ia kira. Padahal Rhea adalah seorang penulis sekaligus desainer, tetapi tingkahnya tidak sedewasa karirnya. Aigo, betapa menggemaskannya gadis itu. Bambam menghela nafas lalu menghampiri Rhea.

Gwenchana?” Tanya Bambam sambil mengusap butiran salju yang berantakan di healian rambut gadis itu.

            “Oppa, kau tak akan melukaiku, kan?” Rhea mulai melanjutkan perbincangan.

            ANDWE,,,” Jawab Bambam ketus.

            “Tapi, kau bilang. Tipe idealmu seperti TaeYeon Sunbae. Aku akan melakukan apapun agar aku seperti dia. Aku akan operasi plastik besok, sebagai pengganti operasi plastik yang pernah terlewatkan saat momen sweet seventeenwaktu itu. Aku sangat jelek, sangat tidak berharga jika dibandingkannya. Jadi, biarkan aku melakukannya.” Omel Rhea ceplas-ceplos. Wajahnya nampak masam.

            Bambam hanya tersenyum. Ia menyodorkan cermin kecil pada Rhea.

            “Lihatlah.” Perintah Bambam.

            Rhea malah menangis sesegukan, “Aku tau aku bukan tipemu. Jadi lebih baik kita putus saja, aku tidak ingin pernikahan kita hancur. Benar kata Mark, TaeYeonlah yang kau cintai, bukan aku. Aku sudah salah paham denganmu selama ini.”

            “Ah...Kau yang salah paham sekarang. Cermin, cermin tolong katakan padanya.angin, tolong katakan dia juga. Bahwa dia tidak perlu mengubah apa pun. begitu pun dia cantik dan sempurna seperti dia saat ini.” Rhea masih menangis tersendu-sendu mendengar nasehat manis dari Bambam.

“Tidak peduli betapa aku memberikan sebagian diriku untukmu. Dan lihat. Dan  aku ingin melihatmu, aku tidak menemukan bagian dari dirimu sedikitpunyang menurutmu tidak cantik. Jika kau  tetap dengan caramu sekarangaku ingin tidak lebih dari apapun, sehingga tidak mengubah apa pun tentang apa di dirimu sekarang. Jangan khawatir. Karena aku suka segala sesuatu tentangmu. Aku akan menemukan sebuah cacat, jika ada cacat yang bisa kulihat. Tapi kau mempesona, kau tidak hilang. Apakah kau tahu secantik apa kau dimataku? Aku ingin kamu tau. Dirimu, engkaulah satu-satunya,” Bambam menatap tulus gadis itu.

“Apa kau tidak berbohong?” Rhea masih menyidik.

“Dengar, apa yang ku katakan tadi, adalah kebenaran. Tidak ada sepekalimat pun yang menjadi sebuah kebohongan sekarang. Aku tidak akan berpaling darimu,” Bambam menggenggam tangan gadis itu pelan, mendekapnya tepat didadanya.

“kau bisa merasakannya? Aku hanya ingin kau yang mendekap jantungku. Tidak boleh yang lain. Don’t cry, okay?” Bambam mengusap air mata Rhea. Salju masih setia menemani kehangatan pasangan itu.

“Besok jangan coba-coba untuk pergi ke rumah sakit. Kau lupa? kau alergi dengan peralatan dokter. Disuntik saja tidak mau. Apalagi dibedah,” Gumam Bambam seolah mengejek Rhea.

“Aaa...mmm..Oppa!” Rhea terjatuh ke dalam pelukan hangat calon suaminya.

Bambam memeluknya erat. Ia ingin menjadi perisai untuk Rhea. Tak peduli berapa banyak orang yang sedang menonton kemesraannya sekarang. meski banyak bisikan sinis yang tedengar, mereka berdua tidak peduli. 

Jalanan dekat Namsan Tower masih ramai. Kini, mereka tengah duduk di bawah lampion. Bambam melancarkan aksinya.

“Kau tidak keberatan bukan jika aku melakukannya?” Tanya Bambam dengan tatapan setajam laser ke dalam mata lawan bicaranya, tanpa berkedip.

Mwo? Jangan menatapku seperti itu,” Rhea memalingkan wajah Bambam ke arah lain. Tapi Bambam malah memegang kedua pipi Rhea. Rhea terkejut dan memberontak.

“Oppa apa yang akan kau?” Rhea berteriak sekencang mungkin.

“Ssstttt...” 

Tatapan Bambam tertuju pada bibir merah Rhea yang menggodanya. Perlahan, ia menyentuhkan bibirnya ke bibir Rhea. Rhea bergelut dengan nafsu Bambam, tapi semakin lama, tangannya melemas dan ia merasa nyaman dengan suasana. Selepas 15 detik kemudian. Keduanya masih terdiam. Rhea masih shock dengan apa yang telah dilakukan calon suaminya.

“Apa yang baru saja kau lakukan?” Rhea merasa aneh atas tingkah Bambam tadi. 

“Aku baru saja melakukan ciuman pertamaku.” Jawab Bambam santai.

“Benarkah itu yang pertama? Atau kau hanya menggombaliku? Aku baru saja menerima ciuman pertama dari namja yang baru sekali melakukannya? Sepertinya mustahil, rasanya kau sudah sangat professional melakukannya,” Rhea belum plong mendengar jawaban dari Bambam.

“Kalau begitu,kurasa kita harus melakukannya lagi.” 

Rhea mengerjab, “Eh?”

            “Haha.. aku tidak seganas itu, chagi. Naiklah!” Bambam menawarinya untuk digendong.

            “Mwo?” 

            “Kakimu sakit, kan? Naiklah!” 

            Akhirnya Rhea naik ke punggung namja yang sudah jongkok di depannya. Di perjalanan, Rhea mendengarkan cerita manis dari Bambam. Ia terlelap. Setengah perjalanan menuju mobil, Bambam kembali menyeloteh.

            “Ternyata kau lebih berat dari yang ku kira.” 

            “....” Tapi Rhea tidak menjawab.

            “Rhea? Kau tidur. Hah? Secepat itu kah?” Omel Bambam sambil mencengkeram kuat gadis itu. 

            Bambam tidak pernah menyangka jikalau mimpinya menjadi kenyataan. Ia mengira jika ia masih bermimpi, tapi tidak. Bambam telah berada di tengah fakta yang menjaringnya masuk ke dalam kehidupan yang dinantinya. Seorang detektif muda yang memiliki pasangan seorang desainer sekaligus penulis seperti Rhea.

            “Ah! Aku bersumpah...Demi Rhea yang ku impikan, aku akan menjagamu sampai akhir hidupku. Aku akan memata-mataimu selayaknya aku menjadi detektif. Meski aku pandai berkelahi, aku tidak akan meninjumu, Rhea. Nan jinjja saranghanda, yongwonhi.”
            

***Just Right***
The End
Sekian Readerss...Hahaha..mian,, Ending agak yadong. Entahlah author dapet virus yadong dari siapa. Thanks For Reading ^.^ J :D Jangan lupa Krisar. Neomu neomu gomawoyo J

Tidak ada komentar:

Soshi One

Soshi One