FanFiction
Title : Ice Flower
Author : Jung Rae Ah (Ayu P.)
Main Cast : Yuju Gfriend
Other cast :
Yeri Red Velvet, Zelo B.A.P, Suho Exo, SeHun Exo, Minho Shinee, Kim TaeYeon,
etc.
Length : Multi Chapter
Rating :
Teen
Genre :
School life, Olympiad story, a little comedy, etc.
Disclaimer :
*Cast belong to God and
their parents
*This FF is mine. (Fiksi ini berdasarkan imajinasi
author. Jika ada kesamaan karakter, cerita, kebudayaan, hal-hal yang tidak
sesuai (entah itu cast, alur, latar), dan lain-lain yang terkandung di setiap
unsur di dalam cerita ini. Maka, itu semua hanyalah sebuah kebetulan belaka.)
Cr
: Ayupuspianingrum129.blogspot.com
A/N
: Awas banyak Typo. Maaf kalau kurang seru. ^_^....
2016©Jung Rae Ah(Ayu P.)
CHAPTER 4
Shine OR Go
Crazy?
♡♡♡
---Happy Reading---
Hope You Enjoy It J
♡♡♡
Akulah Venus dan Kau Matahari. Kita akan menjadi
sebuah tim pemburu kebahagiaan di awal hari yang beku nan berkabut.
♡♡♡
“YUJU-yaaaa!!!!”
Hempasan suara yang menggelikan. Darimana datangnya? Sungguh, aku keberatan dan
malu jika orang lain terganggu. Aku mencoba bangkit dari ranjangku.
“Yuju-ya!” Orang itu
terus mengetuk pintu kamarku keras-keras. Siapa orang ini? Kenapa tidak peka
kalau ini hotel.
“Nde....” Aku menjawab sewajarnya
sebelum jemariku menyentuh daun pintu. Setelah pintu tertarik kedalam,
nampaklah batang hidung sosok tuyul ini.
“SeHun?” Reflekku
keras-keras.
#KrikKrik #KrikKrik
Aku membekap mulutku
rapat-rapat. Ah! Untuk apa ia datang ke kamarku sepagi ini? Dengan cepat, ku
tutup kembali pintu kamarku. Tapi, eh, ia menahan dan malah cengar-cengir
sendiri.
“Yak! Kenapa haruth
terburu-buru? Aku datang kethini untuk menjemputmu.” Jelasnya seolah ia adalah
yang bisa mengatur diriku.
“Jinjjayeo?” Aku
mendelik.
“Ah.... kenapa
keringatmu teruth bercucuran theperti itu?”
“Karena kau aneh.”
Ucapku dengan harapan agar aku bisa menyekaknya.
Ia semakin menatapku
keheranan. Aku masih bingung ingin bagaimana. Otakku terus berputar dan
berputar, hingga pada saatnya ada sosok yang mengalihkan suasana.
“Apa ini drama?” Suara
itu sangat familiar dengan kosa kata yang khas. Dialah pemilik kosa kata itu,
Suho. Aku semakin tidak terkendali. Orang galak ini datang bersamaan dengan
orang aneh di pagi-pagi buta. Jika mereka menyatu sekarang, ku pikir mereka
akan melabrakku.
Dengan mata sinisnya,
Suho berjalan pelan namun pasti ke arahku. Sehun malah ikut-ikutan sang leader.
Huhu, mereka berdua semakin mendekat dan memojokiku. Beberapa langkah lebih
dekat, lebih dekat, dan sangat dekat. Keringatku semakin banyak yang menetes.
Adrenalinku pun naik dan tak tertahankan. Tiba-tiba, kakiku tak bisa melangkah
lagi. Ya, aku terperangkap disini, di pojokkan tembok.
“Mwo? Mwoyeo?” Aku
tidak tahu harus bagaimana lagi.
“Jangan banyak bicara.
Ini bukan skenario drama.” Sentak Suho habis-habisan kepadaku yang tak bersalah
ini.
Ia menarik tanganku
layaknya hewan pengerat yang lihai membawa mangsanya. Akan diapakan diriku? Aku
mulai mengatupkan kelopak mata untuk beberapa saat. Yang bisa kudengar hanyalah
suara nafasnya yang tersengal-sengal. Ku rasa ini adalah drama yang di
skenarioi oleh Suho sendiri. Maklum, saat perkenalan, ia pernah berkata bahwa
cita-cita yang jauh dari hidupnya adalah menjadi pemain drama. Ashhh jinjja!
sekarang aku semakin kedinginan.
“Nah, hey! Kita sudah
sampai.” Seru Suho sembari melepas cengkeramannya.
“Hiisshh... Sakit
banget tau. Dari caramu tadi, sepertinya kau sudah sering berkencan.” Ceplosku
tanpa ku hiraukan apa katanya.
Aku mendongak. Kemudian
memeriksa keadaan di sekitar. Zelo, ia berdiri di sampingku sambil tersenyum
lebar ketika aku melirik ke arahnya. Aku pun menarik kedua ujung bibirku. Entah
mengapa, ia tampak sangat polos ketika wajahnya diterpa oleh partikel cahaya di
pagi hari.
Yeri. Gadis yang memancarkan
semangat barunya di pagi ini. Suho dan SeHun, mereka masih cengar-cengir
sendiri. Dan aku? Semakin bingung saja. Namun, saat perhatianku teralihkan oleh
suasana, semua berubah. Aku mulai paham apa yang sedang dirasakan oleh mereka
semua.
...
Mentari dengan tulus menghangatkan
pepohonan yang mulai bersajak dengan dedaunan. Bunga-bunga ikut menyandarkan
kehadirannya dengan selimut beraroma blossomnya. Sejuk, segar, damai. Lalu,
tahukah kata apalagi yang dapat menggantikan indahnya awal musim semi yang
senantiasa memekarkan hatiku? Jawabannya adalah hatimu. Hati seorang sahabat.
“Kalian tahu? Hari ini
kita akan kedatangan professor Astrofisika.” Suho menancap gas percakapan kami.
“Yeah~” Hanya itu yang
dikatakan Sehun.
“Aku tidak bisa
membayangkan, sehebat apa beliau. Wauww...!” Yeri histeris sendiri.
“Professor Astrofisika
atau Fisika?” Zelo memastikan kebenaran.
“Eh,, bentar-bentar.”
Suho melihat chatnya semalam dengan TaeYeon Eonni.
“Semalam kamu mimpi
buruk ya?” Tanyaku asal nyeplos lagi.
“Sssttt.... sok tau ya
kamu. Aku bukan anak kecil yang shock habis mimpi buruk. Jangan alay deh!” ia
mengoceh sambil menekan beberap tuts tombol.
“Aduh.... battery
empty. Wahh.... Maaf ya teman-teman.” Suho memasukkan kembali ponselnya.
“Yah..... gimana sih!” Yeri
berdecak kesal.
“Ya, tahu gak? Ini tuh
rasanya kayak di-PHP gitu. Aihya.... jangan-jangan kamu tukang PHP nih?” Aku
semakin nyerocos kemana-mana.
“Sudahlah. Kita tunggu
saja. tapi sambil....” Zelo menyeringai. Ia pun berlari ke arah jam 10.00
menuju bukit.
“Ada yang mau ikut?
Yuju? Yeri? Sehun? Suho?”
“NAEGA!!!!” Aku
berteriak hingga membuat sosok yang ada di dekatku terkejut.
Aku mengarahkan
pandangan ke Yeri sejenak.
“Suplai oksigen
menanti,” Bujukku kepada Yeri. Ia pun
mengekoriku yang sudah berlari di belakang Zelo.
Jalan bermedan berat
namun mampu menyalakan suluh kami kembali. Tak peduli aral rintangan yang
berarti, kami menyibak segala keraguan dibalik kekuatan kami masing-masing.
Tiada hal lain yang lebih membahagiakan insan sepertiku, kecuali kasih sayang
keluarga dan sahabat.
“Keren.... kita udah
sampe bukit.” Zelo menyambut rasa lelah kami yang seketika membeku menatap
landscape pegunungan. Kami memang dari negara terpencil, desa yang dikepung
oleh variasi pegunungan. Tetapi yang kami perlukan adalah bukti kepada dunia
bahwa kami adalah tim yang handal.
“Yak! Kalian cepet
banget sih larinya.” Suara itu lagi, pasti Suho.
Aku dan Zelo
ber-hahaha.
“Eitss, salah. Kalian
yang express banget. Tadi waktu aku lari duluan, aku kan nengok ke belakang.
Eh, kalian masih matung berduaan.” Yeri menimpali.
“Arasseo. Begini, aku
punya ide.” Ujar Zelo sambil menampakkan matanya yang berbinar-binar.
“Apaan?” SeHun mulai
buka mulut.
“Zey, lihat depan
kalian! Iya depan kalian. Itu tuh,” Zelo menunjuk view yang tak terbayarkan
ini.
“Oh! Terus?” Sambungku.
“Nah, ucapin mimpi kita
bareng-bareng. Setuju gak? Peraturannya simpel kok. Semakin keras dan lantang
teriakkan kalian, maka akan semakin dekat mimpi yang semula jauh dari kita.
oke, gimana?”
“S(th)etuju!!!” Seru
kami berempat.
“Kalau gitu kita mulai
dari leader aja yak. Suho?” Zelo
“Eh? Aku ya....
ehem....”
Ketika Suho menarik
nafas panjang, auranya mulai berubah. Aku menjadi terpikir oleh mimpi Suho yang
ingin menjadi Aktor itu. Kemungkinan besar kalimatnya akan seperti ini, ‘aku
ingin menjadi aktor internasional’. Haha!
“AKULAH CALON ABSOLUTE
WINNER IOAA.” (IOAA : International Olympiad on Astronomy and Astrophysics)
Deg!
Jantungku sekejab
tertikam hebat oleh kalimat mimpinya. Apa dia melupakan mimpinya sejenak untuk
menyukseskan kami semua? Apa seperti itu yang difikirkan oleh leader kami ini?
Aku mulai merasakan atmosfir dingin yang terbakar oleh bayangan suasana IOAA
nanti.
“Keren.... sekarang aku
ingin mendengar mimpimu, Yeri” Zelo yang memrotokoli kami, tiba-tiba merinding
sendiri.
“Huh..... 1, 2, 3....
AKU INGIN MEDALI EMAS
IOAAaaa..........”
Yeri terkekeh. Suaranya
lantang bukan main. Mungkin jika aku hanya berdua dengan Yeri, aku sudah
meneteskan air mata.
“Baiklah. Bagus, Yeri.
sekarang mari kita lihat seberapa tangguh sahabat kita yang satu ini, SeHun.”
SeHun maju beberap
langkah. Ia menutup kedua matanya. Tangannya terlentang sejajar dengan arah
tubuhnya.
“KAMI PASTI THUKTHETH
DALAM THEGALA RINTANGAN.”
SeHun sangat serius.
Bagaimana denganku? Bulu kudukku masih berdiri tegak. Entah mengapa pula, aku
menjadi gugup. Mau tidak mau, setelah ini pasti aku.
“Selanjutnya, Yuju.”
Zelo menatapku penuh keyakinan. Aku mengangguk kecil.
Ku biarkan hawa dingin
ini menusuk tubuhku melalui pori-pori kulitku. Aku memandang ke masa depan.
“kami calon ilmuwan
besar. Dan langkah kami dimulai karena kehendak tuhan. Kami pasti bisa
untuk.......5 MEDALI EMAS IOAA.” Aku menjadi sumringah. Semua menatapku penuh
kasih.
“Zelo....” Aku menarik
tangannya yang ternyata lebih dingin dari yang ku kira.
“Sekarang giliran
sahabat kita yang jenius ini.” Ucapku dengan semangat berkobar-kobar di tengah
udara yang ekstrim.
“Eh.... aku tidak
seperti itu. aku hanya rajin, Rhea.” Ia merendah. Padahal kami memang
menganggapnya sangat jenius.
Tiba-tiba Zelo menggenggam
tanganku. Matanya juga menyorot ke dalam bola mataku. Reflek, aku pun ke-Gran.
Tapi setelah ia menenteng tangan yang lain, aku mulai mengerti. Kami semua
bergandengan di tepi bukit yang menembus awan.
“Kita bersama-sama
melawan berbagai lengkungan ruang waktu yang mana sedang kita lalui. Kita
adalah sebuah tim yang akan memasuki dunia yang liar. Kita berlima, bukan lagi
secercah cahaya putih yang penuh harapan. Tetapi juga dengan tanggung jawab
yang amat berat. bahkan gravitasi pun seakan-akan terlawan olehnya. Jadi,” Ia
pun menutup kedua matanya.
Tangannya juga
bergetar, membuat air mata ini menetes tanpa seizinku. Hatiku merasakan sayatan
yang tak ku ketahui apa maksudnya. Disebelahku, ada Yeri yang memangkukan rasa
ketakutan di ujung matanya.
“Aku ingin..... KITA
JAUUHHH LEBIH HEBAT DARI MUSUH KITA. Karena tidak ada yang boleh memisahkan
kita semua. Kita adalah KE-LU-AR-GA.”
Zelo menatap kami satu
per satu. Meyakinkan bahwa kami semua mampu menebarkan cinta satu sama lain.
Maka, kekuatan kecil yang kami miliki akan bersatu membentuk sabuah kekuatan
yang besar. Tak peduli seberapa kuat komentar dari luar ingin menghancurkan
kami. Kami adalah satu jua, bersama-sama mendapatkan medali. Aku yakin,
orang-orang akan segera melihat itu.
TO
BE CONTINUE....