.................................................................

.................................................................

Jumat, 26 Juni 2015

Fan Fiction Romance 'Someday' (Tiffany SNSD+Nickhun 2PM) Part 3



Fan Fiction – Someday

Title            : Someday

Author         : Jung Rae Ah

Main Cast   : Tiffany ‘SNSD’ & Nickhun ‘2PM’

Under Cast :

- Taeyeon ‘SNSD’
- Seohyun ‘SNSD’
- Victoria F(x)
- Taecyeon ‘2PM’
- Wooyoung ‘2PM’
- Kibum ‘Super Junior’.

Genre                   : Romance, Sad, Friendship, etc.

Lenght        : multi chapter

Back Song  :

*Jin Woon – You Walking Toward Me
*Tiffany – Only One
*SNSD – Express 999
*2PM - I’ll Be Back

Disclaimer   :

*Semua cast milik Tuhan dan Ortu masing-masing
*No Bash and No Plagiaters, so jika copas cantumkan author or Link. (Link : ayupuspitaningrum129.blogspot.com) – Gomawo

#Awas Thypo Bertebaran :D

...

Happy Reading And Enjoy It
PART 3


Tiffany membuka daun pintu lebih lebar, suasana sangat sunyi.

‘Taeyeon pasti sudah pulang,’ Pikirnya.

Matanya menyorot ke segala penjuru ruangan. Hanya tersisa Victoria yang berdiri tepat didepannya seperti seorang pembegal. Menghalangi langkah tujuan Tiffany.

“Hey gadis miskin. Apa yang kau lakukan barusan? Dimana Nickhun? Hah? Eoddiseo (Dimana)?” Luap Victoria dengan nada kasar. Tiffany hanya menggeleng.

“Aku disini!” Sahut Nickhun sambil mengatur nafasnya yang kacau karena berlari.

Mwo?” Victoria tercengang.

“Kau pasti menunggu kami karena tugas dari Professor Kibum. Ya kan?” Tanya Tiffany tepat sasaran. Tapi Victoria tidak meresponnya.

“Nickhun! Ayo kita pergi ke Observatorium sekarang! Dan ini ranselmu. Aku sudah berfikir 2 langkah ke depan untukmu.” Rayu Victoria dan dengan PD, Victoria menggandeng Nickhun. Entah mengapa, mata Tiffany membulat sempurna melihatnya. Sepertinya ada bagian dari hatinya yang hancur, meski sedikit. Ia makin geram.

Gomawo. Tapi aku tidak suka kau perhatikan seperti itu.” Nickhun ingin lebih memperjelas perasaannya.

Namun, Victoria langsung menyambar tangan Nickhun erat-erat dan meluncur lebih dulu ke Observatorium disaat Tiffany masih berkemas. Tiffany hanya berdecatk lidah dan memutar bola matannya.

...

Di Observatorium,

Tiffany sibuk meneliti ini itu tentang ‘Paralaks Bintang’. Sedangkan Victoria terus saja mengganggu Nickhun yang sibuk membantu Tiffany dengan berbagai cara.

...

Di Laboratorium Fisika.

Tiffany dan Nickhun mengevaluasi penelitian mereka, kecuali Victoria yang sedang memperagakan berbagai alat-alat yang baginya begitu canggih dan fantastis. Victoria benar-benar cemburu dengan Tiffany hingga dia tidak mau membantu mengerjakan sedikit pun.

“Ya! Ku peringatkan kau jika tidak tau aturannya, jangan melakukan praktikum apapun disini.” Ujar Tiffany yang khawatir jika ada apa-apa dengan alat praktikum itu, bukan dengan Victoria yang semakin menggila mirip monster.

Nan mollayo  (Aku tidak tau). Maka dari itu, Nickhun kau harusnya membagi ke-geniusanmu untukku sedikit saja....” Belum selesai berbicara, Nickhun memotong benang pembicaraannya.

“Aku genius karena usahaku sendiri, jadi berusahalah sendiri agar mendapatkan ke-geniusan dari dalam dirimu sendiri” Nickhun mulai lelah melihat tingkah Victoria. Karena emosi, Victoria tidak sengaja menumpahkan cairan spiritus didekat kompor yang menyala. Hasilnya, spiritus itu bereaksi dan memberi sebuah ledakan yang membuat lidah api semakin meninggi.

JeeeDaArRtttTTT!!!!

“AAAcckkk...!!!” Teriak Victoria sangat kencang, Tiffany dan Nickhun reflek berdiri menjauhi Victoria.

“Dasar! Kau ningin membunuh kita bertiga? Hah? Mati saja sendiri!” Nickhun ikut meledak. Ia mengambil alat pemadam dan menyembur api itu sampai mati.

“Sudah beres, alias sudah tamat. Mari kita pulang,” Ajak Nickhun.

Tiffany menepuk dahinya. ‘Apa-apaan ini? Apanya yang beres? Jelas-jelas semua berantakan’ Keluhnya dalam hati.

...

Di Tempat Parkir.

“Dimana mobilmu? Apa itu milikmu?” Tanya Tiffany kepada Nickhun yang menaiki sebuah sepeda. Biasanya Nickhun membawa mobil pribadinya, tapi kali ini berbeda. Ia seperti baru turun level, naik sepeda.

Neee... Tentu saja! aku emang pengen saja naik sepeda.” Jelas Nickhun. Tiffany mengangguk mengerti.

Disamping percakapan kedua muda mudi itu, Victoria tengah sibuk sendiri menunggu jemputannya yang tak kunjung datang. Karena lama, ia memutuskan untuk ikut dengan Tiffany dan Nickhun.

Hmm... Aku lapar oppa! Bisakah kita mengisi perut kita yang kosong sejak siang tadi?” Tanya Victoria yang sedang mengelus-elus perutnya yang kelaparan.

“Yak! Sepertinya aku tau tempat yang cocok!” Sambung Tiffany.

Arasseo! Bawa aku kesana!” Perintah Victoria dengan sinis, tanpa menatap lawan bicaranya sedikit pun.

...

Beberapa menit kemudian, mereka tiba di destinasi mereka.

Tadah~ Kita sudah sampai!” Sambut Fany dengan butir-butir kesenangan.

Yak! Kau pikir aku akan makan ditempat seperti ini. Mana menunya hanya makanan murah itu, boggeum bap (nasi goreng). Asal kau tahu ya, warung kecil ini bukan levelku, ya kan oppa?” Hina Victoria sangat evil.

Tiffany kehilangan senyumannya. Bagaimana tidak kesal jika pendapat kita dilecehkan orang lain. Toh orang itu belum tentu benar. Sakitnya tuh.... Disini. Sampai mulut Tiffany menganga lebar. Bukan karena lecehan kasar dari mulut Victoria, tapi karena Nickhun yang tidak sependapat dengan Victoria.

“Kurasa aku akan makan dulu. Pergilah!!! Aku tidak bisa diajak kompromi lagi.” Bahkan Nickhun mengusir Victoria dari penglihatannya. Entah mengapa lagi, Tiffany tidak jadi sedih. Victoria kejat-kejat ketika melihat Nickhun menggandeng Tiffany masuk ke dalam warung. Kini Victoria memilih untuk pulang naik subway daripada menungu jemputanya yang lemot itu.

....

Tiffany dan Nickhun menikmati menu makanan disana. Meski sedikit gugup, keduanya mencoba untuk hanyut dalam situasi.

“Bukankah ini lebih dari cukup?” Tiffany angkat bicara untuk mengurangi kegugupan yang membuat mereka malu-malu.

“Benar. Aku setuju denganmu!” Nickhun menghadiahi Tiffany dengan 2 jempol.

Beberapa detik kemudian, ada sesuatu yang melintas dipikiran Nickhun.

“O, iya.. Apa kau lelah?” Tanya Nickhun penasaran.

Aniyo. Bagiku ini tidak melelahkan, tapi menyenangkan.” Jawab Fany apa adanya.

“Kalau begitu jika kau tidak keberatan, maukah kau ikut denganku ke Seoul Festival?” Ajak Nickhun penuh harap.

Seoul Festival? Jinjja? Tentu saja. Ini pasti akan sangat menarik.” Sorak Tiffany kegirangan.

Mereka kembali melahap boggeum bap masing-masing sampai habis tanpa sisa sedikit pun. Apapun rasanya, semua menjadi sangat menyenangkan. Lalu mereka bersepeda menuju ke kawasan Seoul Festival dengan bergembira ria.

...

Wah... ini sangat keren!” Seru Tiffany begitu mereka sampai di tempat Seoul Festival digelar. Semua terlihat rapi, mulai dari lightningnya, jajaran penjual, berbagai bazar, pameran, serta panggung hiburan yang megah.

Tiffany berbalik ke arah Nickhun yang tersenyum manis ke arahnya.

“Bagaimana menurutmu?” Tanya Tiffany lebih mendekatkan langkahnya ke Nickhun.

“Nickhun?”

Ah.. Ne.. sangat bagus dan keren.” Nickhun menjawab sambil menggaruk kepalanya yang tak gatal.

Mulai saat momen itu, keduanya bagai 2 sejoli yang paling bahagia didunia. Saling berlari kecil menyikap semua hal yang tersaji disana. Hal ini membuat Tiffany lalai akan satu hal, yaitu Nickhun telah berhasil menangkap hatinya.

...


“Nickhun, palli wa (cepat kemari)!” Suruh Tiffany agar Nickhun ikut menyidik dengannya.

Mwo?” Tanya Nickhun yang sudah kehabisan kata-kata.

“Kau tahu apa itu?” Tiffany menunjuk ke salah satu penjual makanan.

Molla.” Jawab Nickhun singkat.

“Itu penjual cimol!” Tiffany meloncat seketika.

“Cimol? Apa itu? Kau jangan aneh-aneh,” Nickhun menengahi.

“Itu jajanan dari Indonesia. Ada lagi temannya cimol, namanya pentol. Rasanya sedikit berbeda tapi sama-sama bulat. Kau tahu? Makanan disana sangat lezat. Seperti tempe bacem, pecel, gado-gado, nasi lamongan, masakan padang, soto, sate, gulai, rawon, dan masih banyak lagi. Wah... jika aku liburan kesana lagi, sepertinya aku tidak ingin meninggalkan Indonesia karena keunikannya. Daebbakk’kan (keren’kan)?  Eh! Ayo kutraktir,” Tiffany berlari ke penjual cimol yang akan pindah ke tempat lain.

Tiffany terus meneriaki penjual itu, “Ahjussi! Ahjussi~ah!”

Meski sedikit memalukan, Nickhun mengejarnya. Dan penjual cimol itu berhenti. Nafasnya tersengal-sengal, tapi semua itu terbayar oleh penjual cimol yang melayaninya dengan lihai. Nickhun masih tidak menyangka atas apa yang telah dilakukan Tiffany, menyegat penjual cimol.

‘Sepertinya Tiffany kehilangan rasa takutnya, sampai-sampai penjual cimol seperti ini saja didatanginya.’ Koceh Nickhun dalam hati.

“Ini untukmu.” Tiffany memberikan sebungkus cimol untuknya.

Gamsa hamnida.” Nickhun berterima kasih lalu ikut-ikut Tiffany duduk didekat kawanan pohon bonsai. Hari mulai gelap. Tepatnya pukul 8 p.m. Dibawah sinar lampion, tanpa sadar mereka menikmati kebersamaan untuk yang kesekian kalinya dalam satu hari ini.

“O, iya sejujurnya aku sangat terkejut dengan sikapmu hari ini. Kau berubah dengan sekejab. Tidak hanya kepadaku, tapi kepada orang lain juga.” Ucap Tiffany seraya mengunyah bulatan cimol.

“Tiffany...” panggil Nickhun ingin bertanya sesuatu.

Ne... Bagaimana menurutmu? Rasanya maksudku?” Tanya Tiffany sambil  mencari air karena kepedasan.

“Mmm... Unik. Tapi Tiffany aa.. aa.. ku..” Nickhun terputus-putus.

Wah~ Cimolmu sudah habis. Sama aku juga. Kau pasti haus kan? Kalo begitu tunggu disini, aku akan mencari minuman sebentar.” Tiffany mulai berdiri.

“Tiffany~ah!!!” Panggil Nickhun lebih keras sembari menahan langkah gadis itu. Tiffany duduk kembali disamping Nickhun. Mereka saling menatap mata lawan mainnya. Hati Nickhun berguncang hebat saat menggenggam pergelangan tangan Tiffany, ia ikut merasakan degup nadi yang sangat cepat.

Tik! Tik! Tik!

BrruuSsssHhhhh!

Hujan membuyarkan semua begitu saja. Mereka berlari ke tempat sepedanya diparkir. Sambil hujan-hujan, Nickhun mengantar Tiffany pulang terlebih dahulu.

...Be Continue..

Tidak ada komentar:

Soshi One

Soshi One