Fan Fiction – Someday
Title
: Someday
Author : Jung Rae Ah
Main Cast
: Tiffany ‘SNSD’ & Nickhun ‘2PM’
Under Cast
:
- Taeyeon ‘SNSD’
- Seohyun ‘SNSD’
- Victoria F(x)
- Taecyeon ‘2PM’
- Wooyoung ‘2PM’
- Kibum ‘Super Junior’.
Genre
: Romance, Sad, Friendship, etc.
Lenght
: multi chapter
Back Song
:
*Jin Woon – You Walking Toward Me
*Tiffany – Only One
*SNSD – Express 999
*2PM - I’ll Be Back
Disclaimer
:
*Semua cast milik Tuhan dan Ortu masing-masing
*No Bash and No Plagiaters, so jika copas
cantumkan author or Link. (Link : ayupuspitaningrum129.blogspot.com) – Gomawo
#Awas Thypo Bertebaran :D
...
Happy Reading And Enjoy It
PART 3
Tiffany membuka daun pintu
lebih lebar, suasana sangat sunyi.
‘Taeyeon pasti sudah pulang,’
Pikirnya.
Matanya menyorot ke segala
penjuru ruangan. Hanya tersisa Victoria yang berdiri tepat didepannya seperti
seorang pembegal. Menghalangi langkah tujuan Tiffany.
“Hey gadis miskin. Apa yang
kau lakukan barusan? Dimana Nickhun? Hah? Eoddiseo
(Dimana)?” Luap Victoria dengan nada kasar. Tiffany hanya menggeleng.
“Aku disini!” Sahut Nickhun
sambil mengatur nafasnya yang kacau karena berlari.
“Mwo?” Victoria tercengang.
“Kau pasti menunggu kami
karena tugas dari Professor Kibum. Ya kan?” Tanya Tiffany tepat sasaran. Tapi
Victoria tidak meresponnya.
“Nickhun! Ayo kita pergi ke
Observatorium sekarang! Dan ini ranselmu. Aku sudah berfikir 2 langkah ke depan
untukmu.” Rayu Victoria dan dengan PD, Victoria menggandeng Nickhun. Entah
mengapa, mata Tiffany membulat sempurna melihatnya. Sepertinya ada bagian dari
hatinya yang hancur, meski sedikit. Ia makin geram.
“Gomawo. Tapi aku tidak suka kau perhatikan seperti itu.” Nickhun
ingin lebih memperjelas perasaannya.
Namun, Victoria langsung
menyambar tangan Nickhun erat-erat dan meluncur lebih dulu ke Observatorium
disaat Tiffany masih berkemas. Tiffany hanya berdecatk lidah dan memutar bola
matannya.
...
Di Observatorium,
Tiffany sibuk meneliti ini
itu tentang ‘Paralaks Bintang’. Sedangkan Victoria terus saja mengganggu Nickhun
yang sibuk membantu Tiffany dengan berbagai cara.
...
Di Laboratorium Fisika.
Tiffany dan Nickhun
mengevaluasi penelitian mereka, kecuali Victoria yang sedang memperagakan
berbagai alat-alat yang baginya begitu canggih dan fantastis. Victoria
benar-benar cemburu dengan Tiffany hingga dia tidak mau membantu mengerjakan
sedikit pun.
“Ya! Ku peringatkan kau jika
tidak tau aturannya, jangan melakukan praktikum apapun disini.” Ujar Tiffany
yang khawatir jika ada apa-apa dengan alat praktikum itu, bukan dengan Victoria
yang semakin menggila mirip monster.
“Nan mollayo (Aku tidak tau).
Maka dari itu, Nickhun kau harusnya membagi ke-geniusanmu untukku sedikit
saja....” Belum selesai berbicara, Nickhun memotong benang pembicaraannya.
“Aku genius karena usahaku sendiri, jadi berusahalah sendiri agar
mendapatkan ke-geniusan dari dalam
dirimu sendiri” Nickhun mulai lelah melihat tingkah Victoria. Karena emosi,
Victoria tidak sengaja menumpahkan cairan spiritus didekat kompor yang menyala.
Hasilnya, spiritus itu bereaksi dan memberi sebuah ledakan yang membuat lidah
api semakin meninggi.
JeeeDaArRtttTTT!!!!
“AAAcckkk...!!!” Teriak
Victoria sangat kencang, Tiffany dan Nickhun reflek berdiri menjauhi Victoria.
“Dasar! Kau ningin membunuh
kita bertiga? Hah? Mati saja sendiri!” Nickhun ikut meledak. Ia mengambil alat
pemadam dan menyembur api itu sampai mati.
“Sudah beres, alias sudah
tamat. Mari kita pulang,” Ajak Nickhun.
Tiffany menepuk dahinya.
‘Apa-apaan ini? Apanya yang beres? Jelas-jelas semua berantakan’ Keluhnya dalam
hati.
...
Di Tempat Parkir.
“Dimana mobilmu? Apa itu
milikmu?” Tanya Tiffany kepada Nickhun yang menaiki sebuah sepeda. Biasanya
Nickhun membawa mobil pribadinya, tapi kali ini berbeda. Ia seperti baru turun
level, naik sepeda.
“Neee... Tentu saja! aku emang pengen saja naik sepeda.” Jelas
Nickhun. Tiffany mengangguk mengerti.
Disamping percakapan kedua
muda mudi itu, Victoria tengah sibuk sendiri menunggu jemputannya yang tak
kunjung datang. Karena lama, ia memutuskan untuk ikut dengan Tiffany dan
Nickhun.
“Hmm... Aku lapar oppa!
Bisakah kita mengisi perut kita yang kosong sejak siang tadi?” Tanya Victoria
yang sedang mengelus-elus perutnya yang kelaparan.
“Yak! Sepertinya aku tau
tempat yang cocok!” Sambung Tiffany.
“Arasseo! Bawa aku kesana!” Perintah Victoria dengan sinis, tanpa
menatap lawan bicaranya sedikit pun.
...
Beberapa menit kemudian, mereka tiba di
destinasi mereka.
“Tadah~
Kita sudah sampai!” Sambut Fany dengan butir-butir kesenangan.
“Yak!
Kau pikir aku akan makan ditempat seperti ini. Mana menunya hanya makanan murah
itu, boggeum bap (nasi goreng). Asal kau tahu ya, warung kecil ini bukan
levelku, ya kan oppa?” Hina Victoria sangat evil.
Tiffany kehilangan
senyumannya. Bagaimana tidak kesal jika pendapat kita dilecehkan orang lain.
Toh orang itu belum tentu benar. Sakitnya tuh.... Disini. Sampai mulut Tiffany
menganga lebar. Bukan karena lecehan kasar dari mulut Victoria, tapi karena
Nickhun yang tidak sependapat dengan Victoria.
“Kurasa aku akan makan dulu.
Pergilah!!! Aku tidak bisa diajak kompromi lagi.” Bahkan Nickhun mengusir
Victoria dari penglihatannya. Entah mengapa lagi, Tiffany tidak jadi sedih. Victoria
kejat-kejat ketika melihat Nickhun menggandeng Tiffany masuk ke dalam warung.
Kini Victoria memilih untuk pulang naik subway daripada menungu jemputanya yang
lemot itu.
....
Tiffany dan Nickhun menikmati
menu makanan disana. Meski sedikit gugup, keduanya mencoba untuk hanyut dalam
situasi.
“Bukankah ini lebih dari
cukup?” Tiffany angkat bicara untuk mengurangi kegugupan yang membuat mereka
malu-malu.
“Benar. Aku setuju denganmu!”
Nickhun menghadiahi Tiffany dengan 2 jempol.
Beberapa detik kemudian, ada
sesuatu yang melintas dipikiran Nickhun.
“O, iya.. Apa kau lelah?”
Tanya Nickhun penasaran.
“Aniyo. Bagiku ini tidak melelahkan, tapi menyenangkan.” Jawab Fany
apa adanya.
“Kalau begitu jika kau tidak
keberatan, maukah kau ikut denganku ke Seoul
Festival?” Ajak Nickhun penuh harap.
“Seoul Festival? Jinjja? Tentu
saja. Ini pasti akan sangat menarik.” Sorak Tiffany kegirangan.
Mereka kembali melahap boggeum bap masing-masing sampai habis tanpa
sisa sedikit pun. Apapun rasanya, semua menjadi sangat menyenangkan. Lalu
mereka bersepeda menuju ke kawasan Seoul
Festival dengan bergembira ria.
...
“Wah... ini sangat keren!” Seru Tiffany begitu mereka sampai di
tempat Seoul Festival digelar. Semua
terlihat rapi, mulai dari lightningnya, jajaran penjual, berbagai bazar,
pameran, serta panggung hiburan yang megah.
Tiffany berbalik ke arah
Nickhun yang tersenyum manis ke arahnya.
“Bagaimana menurutmu?” Tanya
Tiffany lebih mendekatkan langkahnya ke Nickhun.
“Nickhun?”
“Ah.. Ne.. sangat bagus
dan keren.” Nickhun menjawab sambil menggaruk kepalanya yang tak gatal.
Mulai saat momen itu,
keduanya bagai 2 sejoli yang paling bahagia didunia. Saling berlari kecil
menyikap semua hal yang tersaji disana. Hal ini membuat Tiffany lalai akan satu
hal, yaitu Nickhun telah berhasil menangkap hatinya.
...
“Nickhun, palli wa (cepat kemari)!” Suruh Tiffany
agar Nickhun ikut menyidik dengannya.
“Mwo?” Tanya Nickhun yang sudah kehabisan kata-kata.
“Kau tahu apa itu?” Tiffany
menunjuk ke salah satu penjual makanan.
“Molla.” Jawab Nickhun singkat.
“Itu penjual cimol!” Tiffany
meloncat seketika.
“Cimol? Apa itu? Kau jangan
aneh-aneh,” Nickhun menengahi.
“Itu jajanan dari Indonesia.
Ada lagi temannya cimol, namanya pentol. Rasanya sedikit berbeda tapi sama-sama
bulat. Kau tahu? Makanan disana sangat lezat. Seperti tempe bacem, pecel,
gado-gado, nasi lamongan, masakan padang, soto, sate, gulai, rawon, dan masih
banyak lagi. Wah... jika aku liburan
kesana lagi, sepertinya aku tidak ingin meninggalkan Indonesia karena
keunikannya. Daebbakk’kan (keren’kan)? Eh! Ayo kutraktir,” Tiffany berlari ke
penjual cimol yang akan pindah ke tempat lain.
Tiffany terus meneriaki
penjual itu, “Ahjussi! Ahjussi~ah!”
Meski sedikit memalukan,
Nickhun mengejarnya. Dan penjual cimol itu berhenti. Nafasnya tersengal-sengal,
tapi semua itu terbayar oleh penjual cimol yang melayaninya dengan lihai. Nickhun
masih tidak menyangka atas apa yang telah dilakukan Tiffany, menyegat penjual
cimol.
‘Sepertinya Tiffany kehilangan
rasa takutnya, sampai-sampai penjual cimol seperti ini saja didatanginya.’
Koceh Nickhun dalam hati.
“Ini untukmu.” Tiffany
memberikan sebungkus cimol untuknya.
“Gamsa hamnida.” Nickhun berterima kasih lalu ikut-ikut Tiffany
duduk didekat kawanan pohon bonsai. Hari mulai gelap. Tepatnya pukul 8 p.m.
Dibawah sinar lampion, tanpa sadar mereka menikmati kebersamaan untuk yang
kesekian kalinya dalam satu hari ini.
“O, iya sejujurnya aku sangat
terkejut dengan sikapmu hari ini. Kau berubah dengan sekejab. Tidak hanya
kepadaku, tapi kepada orang lain juga.” Ucap Tiffany seraya mengunyah bulatan
cimol.
“Tiffany...” panggil Nickhun
ingin bertanya sesuatu.
“Ne... Bagaimana menurutmu? Rasanya maksudku?” Tanya Tiffany
sambil mencari air karena kepedasan.
“Mmm... Unik. Tapi Tiffany
aa.. aa.. ku..” Nickhun terputus-putus.
“Wah~ Cimolmu sudah habis. Sama aku juga. Kau pasti haus kan? Kalo
begitu tunggu disini, aku akan mencari minuman sebentar.” Tiffany mulai
berdiri.
“Tiffany~ah!!!” Panggil
Nickhun lebih keras sembari menahan langkah gadis itu. Tiffany duduk kembali
disamping Nickhun. Mereka saling menatap mata lawan mainnya. Hati Nickhun
berguncang hebat saat menggenggam pergelangan tangan Tiffany, ia ikut merasakan
degup nadi yang sangat cepat.
Tik! Tik! Tik!
BrruuSsssHhhhh!
Hujan membuyarkan semua
begitu saja. Mereka berlari ke tempat sepedanya diparkir. Sambil hujan-hujan,
Nickhun mengantar Tiffany pulang terlebih dahulu.
...Be Continue..
Tidak ada komentar:
Posting Komentar