.................................................................

.................................................................

Senin, 08 Juni 2015

Fan Fiction-Someday (Tiffany SNSD+Nickhun 2PM)

  


Fan Fiction – Someday

Title : Someday
Author : Jung Rae Ah
Main Cast : Tiffany ‘SNSD’ & Nickhun ‘2PM’
Under Cast : Taeyeon ‘SNSD’, Seohyun ‘SNSD’, Victoria F(x), Taecyeon ‘2PM’, Wooyoung ‘2PM’, Kibum ‘Super Junior’.
Genre : Romance, Sad, Humor, Friendship, etc.
Lenght : multi chapter
Back Song :
*Jin Woon – You Walking Toward Me
 *Tiffany – Only One
*SNSD – Express 999
*2PM - I’ll Be Back
Disclaimer :
*Semua cast milik Tuhan dan Ortu masing-masing
*No Bash and No Plagiaters, so jika copas cantumkan author or Link. (Link : ayupuspitaningrum129.blogspot.com) – Gomawo.

~HAPPY READING, Hope You Enjoy It~
PART 1
~SEOUL at 6 A.M
            Pagi yang pucat. Gerimis terus menyiram Seoul sejak semalam tadi. Ditambah hawa dingin yang membuat setiap insan enggan bangun dari mimpinya. Tak terkecuali hal ini juga berlaku bagi gadis manis, Tiffany, yang dipanggil Fany oleh teman-temannya.
            Benar saja Fany masih menggeliat dibalik selimut yang sedari tadi membungkusnya. Sesekali ia membuka matanya, namun tertidur lagi. Taeyeon yang berdiri didepannya hanya bisa menggeleng untuk ke sekian kalinya sembari bersusah payah membangunkan sahabatnya itu. Taeyeon harus berteriak.
“Tiffany ~ a! Ya! Kau mau bangun jam berapa?” mata Taeyeon terus melotot i selimut putih itu.
“hah! Matahari telah berhasil menerobos kamar kita, kau tak kunjung bangun pula. Sudah siang, bangunlah!!!” lanjutnya berbohong.
Tanpa memperhatikan wajah Taeyeon yang lelah itu, Tiffany menjawab,
 “sebentar lagi. Kasihanilah aku. Semalam Appa (ayah) menelfonku hingga larut malam. Setelah itu aku membantumu menyelesaikan makalah kita. Kau ingat?” Jawab Fany dengan sedikit campuran nada protes.
“ya! Membantuku katamu? Mwo (apa)? Bukankah semalam setelah Appamu menelfon kau hanya menontonku yang sedang berfikir keras lalu kau bermain game disaat aku meninggalkanmu sebentar kesana-sini. Hah!” Taeyeon mulai naik darah.
Sebenarnya, semua yang dikatakan Taeyeon tadi adalah fakta. Semalaman Appa menelfonnya sampai tengah malam, lalu ia hanya melihati Taeyeon mengerjakan makalah. Bahkan diam-diam ia menertawakan ekspresi lucu Taeyeon yang serius di depan laptop tanpa sepengetahuan Taeyeon.
Fany terdiam sebentar. Karena merasa tak diperhatikan, Taeyeon pun membuang selimut itu.
“Ya!” Fany tidak terima.
            “Arasso (oke). Aku akan bangun, tapi apa susahnya kau berangkat lebih dulu? Tak usah menungguku.” Fany mendengus. Ia berusaha duduk sambil melemaskan otot-ototnya. Tiba-tiba ia tertawa melihat Taeyeon.
            “hahaha!” Fany tertawa bersahut-sahutan. “hahaha!”
            Mata Taeyeon membulat sempurna seketika. ‘apa anak ini tidak waras?’ pikirnya.
            “waeyo (kenapa)? Gwenchana (baik-baik saja)? Wae?” Tanya Taeyeon putus-putus.
            “anio. Melihatmu dengan ransel pink itu mengingatkanku kepada sinema Barbie yang kemarin sore aku tonton. Haha... kau lucu sekali.” Fany tertawa terpingkal-pingkal. Taeyeon mengevaluasi diri sebentar. Tidak ada yang aneh.
            “kamanhae (hentikan)!!! Mandilah, cepat! Atau kau akan terlambat!” Taeyeon memonyongkan bibirnya, Fany tambah bertepuk tangan.
            Aneh. Benar-benar aneh. Sebenarnya siapa pula yang tak kaget melihat orang yang baru bangun tidur lalu tertawa karena hal yang tak masuk akal. Tapi apakah bergembira itu tak selogis Tiffany? Hmmm... Tiffany lah yang tahu.
            “sudah jam 7. Kita naik sepeda berarti sampai disana pukul setengah delapan pas kelas kita masuk. Atau kampus sudah ditutup.” Ancam Taeyeon
            “mwo?” Sontak Tiffany menghentikan tawanya.
            “ne (iya)....?” Taeyeon mulai membelakangi Tiffany.
             Tiffany ber-puh sebentar. Dengan express Fany menerobos Taeyeon sampai membuat tubuh Taeyeon memutar bagai kincir angin. Hal ini membuatnya sedikit migrain.
            “ya! Neol (kau)!!!” Teriak Taeyeon. Dari depan pintu, Taeyeon melihat punggung Fany dengan handuk yang disampirkan dibahu menggelar ke punggungnya. Ia mulai tersenyum, pertanda Fany akan berkunjung ke Kamar Mandi.
            “baguslah kalau begitu,” Taeyeon mengangguk-angguk sebentar dengan tangan bersedekap. Taeyeon memriksa kembali bukunya. Dan sudah lengkap.
            “Taeyeon ah!!!” panggil seseorang dari belakang.
            Suara itu sangat familiar baginya, ya siapa lagi pemilik suara nge-bas agak berat namun halus kalau bukan sahabatnya, Tiffany. Taeyeon menoleh. Mulutnya menganga lebar, matanya membulat, lengkap dengan telunjuk yang terus menunjuk-nunjuk ke arah Fany yang hanya cekikikan.
            “sepertinya ada paus nyangkut di tenggorokkanku!” ucap Taeyeon nanar.
            “Paus? Nyangkut?” tanya Fany menyipitkan kedua matanya.
            “sirheo (tidak). Oh! Sudah-sudah. Lupakan saja,” Taeyeon menjernihkan pikiran. Ia berfikir bahwa Tiffany adalah hantu yang sekejab datang dengan gembira kemudian berlalu dengan sendirinya.
            ‘untung saja tawanya tidak seperti hantu dalam film-film horor itu’
            Gundah Taeyeon dalam hati. Tanpa bertanya-tanya lagi, Fany menggenggam tangan sahabatnya itu dengan maksud ‘ayo kita berangkat sebelum terlambat’ atau apalah. Taeyeon hanya bisa ‘iya, iya’.
            Diperjalanan, kedua sahabat itu benar-benar serius dengan pedalnya masing-masing. Didepan kampus, gerbang mulai bergerak. Iya. Bergerak karena Pak Satpam akan menutup gerbang rapat-rapat.
            ‘sudah dekat, aku akan masuk,’ Batin Taeyeon sambil mengayuh pedalnya 2 kali lebih cepat dari versi sebelumnya.
            ‘Jebal (tolong)... aku tidak akan membiarkanmu menutup gerbang itu. Tidak akan!’ seru Fany dalam hati.
            5, 4, 3, .... Taeyeon berhasil masuk.
            2, ....! Tiffany turun dari sepedanya lalu berdiri mendorong sepedanya cepat-cepat tanpa dirinya.
            1 !!! sepeda Fany behasil masuk.
            Lagi-lagi Taeyeon dibuat heran oleh sahabatnya itu. Sedangkan satpam yang bertugas itu, melirik ke Tiffany yang ada diluar dan sepedanya yang ada didalam secara bergantian.
            “cogiyooo (permisi) ...... !?” Teriak Fany memegang gerbang kampusnya itu.
            “mwo (apa) ? apa-apaan ini?” tanya Satpam itu sedikit kaget.
            “saya akan masuk ke kampus.” Jawab Fany dengan santai. Taeyeon yang ada didalam hanya bisa melotot dan berkedip beberapa kali.
            “Tidak bisa. Pulanglah!!! Paliga (cepat pergi)!!!” usir sang satpam.
            “anio. Saya tidak akan pulang. Bagaimana saya pulang sedangkan sepeda saya sudah berhasil masuk ke dalam. Berarti saya juga bisa masuk kedalam.” Fany mencoba membodohi satpam itu.
            “jangan membodohi saya.” Tolak sang Satpam seolah mengerti apa yang sedang dipikirkan oleh Fany.
“eh?” tanya Fany kikuk.
‘Bukankah ia satpam? Kenapa ia bertingkah seperti psikolog?’ sidik Fany kebingungan.
 “Ini bukan masalah sepedamu atau apamu sudah masuk duluan lalu kau dan seisi tubuhmu bisa masuk begitu saja. Hah! Ini masalah kedisiplinan. Dan ini sudah peraturan jika kau terlambat, kau harus pulang.” Tambah satpam sambil mengacungkan pemukul andalannya.
Taeyeon yang menyaksikan adegan itu tambah gelisah. Namun ia tak bisa berbuat apa-apa melihat kelakuan sahabatnya itu.
            ‘apa yang dilakukan bocah ini? Jelas-jelas dia dalam keadaan bahaya tapi mengapa begitu santainya dia. Dia pikir ini dia sedang bermain drama korea apa?’ pikir Taeyeon tanpa henti.
            Tak lama kemudian, seorang namja (laki-laki) yang berdiri dibelakang Taeyeon melintas, dan ternyata telah menyaksikan adegan itu dari awal. Dia adalah Wooyoung. Anak pemilik perusahaan Sumber Daya Alam terpopuler di Korea Selatan.
            “ya! Satpam! Biarkan gadis ini masuk!” Perintah Wooyoung dengan  wajah tegas.
            “apa-apaan kau ini? Membiarkan gadis pemalas ini masuk?” balas sang satpam.
            “mwo? Jangan sebut dia gadis pemalas!” Taeyeon mulai melangkah mendekat ikut dalam alur cerita.
            “hey... jika orang tuaku tidak memberikan sumber daya kepada dinas kota ini dengan cuma-cuma, Kampus ini tidak akan terbangun sebagus, sekeren, dan semewah ini. Kau tahu? Bahkan gerbang ini adalah bagian dari hartaku. Bukankah daerah ini pernah krisis sumber daya untuk membangun bangunan pencakar langit dikota ini? Dan kampus ini? Jadi, gerbang ini termasuk hartaku, kuasaku. Biarkan gadis ini masuk dan mengikuti mata kuliahnnya hingga akhir. Ini perintahku, aku yang akan bertanggung jawab.” Lanjut Wooyoung panjang lebar.
            Mendengar kata-kata itu, satpam membuka gerbang begitu saja, tanpa ragu. Tiffany hanya bisa mematung tidak mengerti mendengar ucapan gila Wooyoung barusan. Dengan cepat, Wooyoung meraih tangan Fany dan menuntunnya ke dalam.
            “LEPASKAN!!!” teriak Fany. Sayangnya, cengkeraman Wooyoung lebih kuat dari yang ia bayangkan.
            “ya! Wooyoung ah!!! Aku bukan gadis yang suka ditarik kesana kemari!” bentak Fany keras-keras hingga membuat kelas yang dilewatinya memusatkan pandangan pada kedua muda-mudi itu.
            Taeyeon juga ikut terpaku melihatnya. Namun ia kembali memarkir sepedanya dan sepeda Fany itu, dimanapun. Yang penting tempat kosong dan di daerah parkir. Setelah itu, Taeyeon mengekor i Tiffany dan Wooyoung. Begitu panas telinga Taeyeon mendengar ucapan yang keluar dari mulut Fany. Bisa-bisanya gadis manis sepertinya berubah aneh sejak tadi pagi. Mulai dari tragedi membangunkannya sampai proyek si Wooyoung ini. Taeyeon meringis.
            Beberapa langkah sebelum masuk ke dalam kelas, Tiffany meledak.
“dasar namja tengik!” Fany memukul punggung Wooyoung.
“aw! Dasar! Kau yeoja (perempuan)....” Wooyoung terdiam sebentar menatap lembut ke dalam mata gadis yang berdiri di depannya itu.
“mwo?” Fany memfokuskan pikirannya sejenak ke namja yang sedang menatapnya.
Dan ...
Be continue
......Thanks For Reading.....
Mianhae buat yang salah ketik, salah kata, salah kenyambungan cerita coz ini FF romance perdananya author yang agak ber-drama (what? #abaikan).
Habis baca pliss dong krisarnya (kritik san saran) dong. Tapi kalo ga ada yang ngasih krisar, juga gapapa kok. Neomu neomu gomawoyo.... J
 


3 komentar:

Unknown mengatakan...
Komentar ini telah dihapus oleh pengarang.
Unknown mengatakan...

Bagus kok tulisannya

Dadablue mengatakan...

ghamsa hamnida, chingu. sebelumnya maaf baru bales,,, hehe... lagi banyak tugas *Abaikan* ... :D waahhh...author masih pemula loh...udah dikomen bagus,, hati author bisa-bisa luluh, thanks. kata-kata yang sangat-sangat membuat author semangat. ;) :) :D

Soshi One

Soshi One